PENGALAMAM PERAWAT DALAM
MENERAPKAN PRINSIP ENAM BENAR DALAM PEMBERIAN OBAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH
SAKIT MARDI RAHAYU KUDUS
ABSTRAK
Yustina Nanik Lestari
“ Pengalaman Perawat
dalam Menerapkan Prinsip Enam Benar Dalam Memberikan Obat”
vii+52hal+1tabel+2gambar+5lampiran
Data tentang kesalahan obat di Indonesia belum
dapat ditemukan karena tidak terekspos oleh media masa. Prinsip enam benar
dalam memberikan obat sangat diperlukan
dalam memberikan obat dengan tepat. Lima
benar pada zaman dahulu sudah mulai ditinggalkan.
Perawat harus memberikan berbagai macam
obat kepada pasien yang berbeda maka dalam memberikan obat perawat harus
melakukan dengan aman. Dimana hal ini sebagai pertanggung jawaban perawat
terhadap tindakan yang dilakukan.
Menurut
penelitian, perawat tahu apabila prinsip
enam benar tidak dilakukan akan memberikan dampak bagi pasien dan rumah sakit,
diantaranya pasien sakit , rumah sakit rugi dan perawat dikeluarkan.. Namun
terdapat beberapa kendala yang menyebabkan perawat tidak dapat melakukan ini.
Penelitian menunjukkan benar obat dapat dilakukan dengan mengklarifikasi dan
diberikan dengan teliti, benar waktu dilakukan dengan tepat waktu dan benar
pasien dilakukan dengan memanggil dan memastikan.
Desain penelitian
ini yaitu kualitatif dengan metode
wawancara yang mendalam , supaya penelitian dapat mengamati secara
langsung bagaimana respon, sikap dan
perilaku responden saat wawancara berlangsung.
Dari
pengalaman tidak dapat melakukan
penerapan prinsip enam benar diantaranya beban yang overload yang bisa
menimbulkan human error dan pembelaan diri, serta situasi lingkungan, dan
pengaturan ketenagaan serta manejemen yang ada.
Kata kunci :
pengalaman, prinsip enam benar, perawat
PENDAHULUAN
Obat merupakan salah satu bagian terpenting dalam
proses penyembuhan penyakit, pemulihan kesehatan dan juga pencegahan terhadap suatu penyakit (1).
Penentuan obat untuk pasien adalah wewenang dari dokter,
tetapi para perawat dituntut untuk turut bertanggung jawab dalam pengelolaan
obat tersebut. Mulai dari memesan obat sesuai order dokter, menyimpan dan
meracik obat sesuai order hingga memberikan obat kepada pasien(2).
Memastikan bahwa obat tersebut
aman bagi pasien dan mengawasi akan
terjadinya efek samping dari pemberian
obat tersebut pada pasien. Karena hal tersebut maka perawat dalam menjalankan
perannya harus dibekali dengan ilmu keperawatan
sesuai UU No. 23 th. 1992 pasal 32 ayat 3 (3)
Dalam
pemberian obat yang aman perawat perlu memperhatikan lima tepat (five rights)
yang kemudian dikenal dengan istilah lima benar oleh perawat. Istilah lima
benar menurut Tambayong yaitu : pasien
yang benar, obat yang benar, dosis yang benar, cara / rute pemberian yang benar
dan waktu yang benar. Persiapan dan
pemberian obat harus dilakukan dengan akurat oleh perawat. Perawat
menggunakan lima benar pemberian obat
untuk menjamin pemberian obat yang aman
( benar obat, benar dosis, benar klien, benar rute pemberian, dan benar
waktu ) (4) .
Dewasa ini prinsip tersebut mulai
ditinggalkan setelah munculnya prinsip 6 benar dalam pemberian obat yang dianggap lebih tepat untuk perawat.
Joyce 1996 menyebutkan prinsip enam benar yaitu
: 1) klien yang benar, 2) obat yang benar, 3) dosis yang benar, 4) waktu
yang benar, 5) rute yang benar dan
ditambah dengan 6) dokumentasi yang benar. Six
Rights Of medication are : Right medication, Right dose, Right time, Right role
, Right client and Right documentation (5).
Hal ini diperlukan pleh perawat
sebagai pertanggunggugatan secara legal tindakan yang dilakukannya. Mengingat di ruang rawat
inap seorang perawat harus memberikan berbagai macam obat kepada beberapa
pasien yang berbeda.
Berdasarkan penelitian dari Auburn
University di 36 rumah sakit dan nursing home di Colorado dan Georgia, USA pada
tahun 2002 dari 3216 jenis pemberian obat 43 % diberikan pada waktu yang salah
, 30 % tidak diberikan, 17 % diberikandengan dosis yang salah , dan 4 %
diberikan obat yang salah (6) .
Pada penelitian ini juga dikemukakan hasil penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Institute of medicine error pada tahun 1999 yaitu kesalahan
medis telah menyebabkan lebih dari satu juta cedera dan 98. 000 kematian dalam
setahun. Data yang didapat JCHO juga menunjukkan bahwa 44.000 dari 98.000
kematian yang terjadi di rumah sakit setiap tahun disebabkan oleh kesalahan
medis (6) .
Dari hasil observasi dan wawancara
sederhana yang peneliti lakukan dari bulan Januari sampai Agustus tahun 2009 di
rumah sakit Mardi Rahayu Kudus
didapatkan data sebagai berikut 30 % obat yang diberikan tidak
didokumentasikan, 15 % obat diberikan dengan cara yang tidak tepat, 23 % obat
diberikan dengan waktu yang tidak tepat, 2 % obat tidak diberikan , 12 % 0bat
diberikan dengan dosis yang tidak tepat.
Dari hal
tersebut diatas peneliti ingin mengetahui bagaimana pengalaman perawat dalam
menerapkan prinsip enam benar di ruang rawat inap
Adapun tujuan dari
penelitian ini yaitu mengetahui
bagaimana pengalaman perawat dalam menerapkan prinsip enam benar dalam
memberikan obat di ruang rawat inap
rumah sakit Mardi Rahayu Kudus
Tindakan
– tindakan dalam komponen prinsip enam tepat :
1. Tepat obat
a. Menegecek program terapi pengobatan dari dokter
b. Menanyakan ada tidaknya alergi obat
c. Menanyakan keluhan pasien sebelum dan setelah memberikan
obat
d. Mengecek label obat 3 kali ( saat melihat kemasan,
sebelum menuangkan, dan setelah menuangkan obat) sebelum memberikan obat
e. Mengetahui interaksi obat
f. Mengetahui efek samping obat
g. Hanya memberikan obat yang disiapkan sendiri
2. Tepat dosis
a. Mengecek program terapi pengobatan dari dokter
b. Mengecek
hasil hitungan dosis dengan perawat lain (double check)
c. Mencampur
/ mengoplos obat sesuai petunjuk panda label / kemasan obat
3. Tepat
waktu
a. Mengecek program terapi pengobatan dari dokter
b. Mengecek tanggal kadaluarsa obat
c. Memberikan obat dalam rentang 30 menit sebelum sampai 30
menit setelah waktu yang diprogramkan
4. Tepat pasien
a. Mengecek program terapi pengobatan dari dokter
b. Memanggil nama pasien yang akan diberikan obat
c. Mengecek identitas pasien pada papan / kardeks di tempat
tidur pasien yang akan diberikan obat
5. Tepat cara pemberian
a. Mengecek program terapi pengobatan dari dokter
b. Mengecek cara
pemberian pada label / kemasan obat
c. Pemberian per oral : mengecek kemampuan menelan,
menunggui pasien sampai meminum obatnya
d. Pemberian melalui intramuskular : tidak memberikan
obat > 5 cc pada satu lokasi suntikan
6. Tepat dokumentasi
a. Mengecek program terapi pengobatan dari dokter
b. Mencatat nama
pasien , nama obat, dosis, cara dan waktu pemberian obat
c. Mencantumkan nama/ inisial dan paraf
d. Mencatat keluhan pasien
e. Mencatat penolakan pasien
f. Mencatat jumlah cairan yang digunakan untuk melarutkan
obat ( pada pasien yang memerlukan pembatasan cairan)
g. Mencatat segera setelah memberikan obat
Universal precaution
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah memberikan obat
2. Menggunakan sarung tangan ketika memberikan obat secara
parenteral
3.
Membuang
jarum suntik bekas pada tempat khusus dalam keadaan terbuka (14)
Adapun peran perawat dalam pengobatan yaitu :
1. Melaksanakan pemberian obat kepada pasien sesuai
program terapi dengan menerapkan prinsip 6 benar ( klien, obat, dosis, cara,
waktu dan dokumentasi )
2. Mengelola penempatan, penyimpanan dan pemeliharaan
dan administrasi obat di ruangan agar selalu tersedia, siap pakai, tidak rusak,
mudah ditemukan dan tidak kadaluarsa.
3. Memberikan penyuluhan berkaitan dengan obat yang
digunakan meliputi khasiat obat, makanan yang boleh selama terapi, ESO dan cara mengatasi kepatuhan obat, dampak
ketidakpatuhan dan penghentian obat
4. Mengamati dan mencatat efek samping, efek terapi,
efek toksis dari pengalaman klinis beberapa pasien selama menggunakan obat
untuk bahan masukan dan laporan
Beberapa peran perawat dalam
memberikan obat yaitu peran dalam mendukung keefektifan obat, mengobservasi
efek samping obat, menyiapkan menyimpan dan administrasi obat, melakukan
pendidikan kesehatan tentang obat (16).
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu kualitatif dengan menggunakan wawancara mendalam. Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu perawat rumah sakir mardi rahayu kudus yang sudah
bekerja selama 3 tahun . Penelitian ini dilakukan muali tanggal 1 sampai 30
november. Cara pengolahan data dengan mengunakancomprehending, sinthezing,
theorizing dan actualizing.
HASIL PENELITIAN
Menurut penelitian yang telah kami lakukan
berdasarkan pengalaman mereka dalam memberikan obat prinsip enam benar dapat dilakukan berbagai
cara. Benar obat dapat dilakukan dengan mengkalrifikasi obat dan diberikan
dengan teliti. Hal ini berbeda dengan
yang ada di teori dimana benar obat
dilakukan dengan cara mengecek program
terapi pengobatan dari dokter, menanyakan ada tidaknya alergi obat, menanyakan
keluhan pasien sebelum dan sesudah memberikan obat, mengecek label obat 3 kali,
mengetahui interaksi obat, mengetahui efek samping obat dan memberikan obat
yang diresepkan sendiri 14.
Sumber lain juga menyebutkan
bahwa dalam memberikan obat , benar obat klien menerima obat yang telah
diresepkan. Dalam wawancara yang peneliti lakukan hal tersebut belum ditemukan.
9
Benar pasien
dapat dilakukan dengan cara mengecek program terapi pengobatan dari
dokter, memanggil nama pasien yang akan diberikan obat, mengecek odentitas
pasien pada papan / tempat tidur pasien14. Hal ini sudah ada yang sesuai dengan
yang peneliti temukan bahwa dalam memberikan obat berkaitan dengan benar pasien
dilakukan dengan memanggil pasien dan memastikan identitas pasien. Sumber lain
juga mengatakan hal yang sama bahwa klien yang benar dapat dipastikan dengan
memeriksa identitas klien dan meminta
klien menyebutkan namanya sendiri. Beberapa klien akan berespon menjawab dan
apabila tidak berespon dapat dilahat pada gelang identifikasi22.
Benar waktu dapat dilakukan dengan mengecek program
terapi pengobatan dari dokter, mengecek tanggal kadaluarsa obat, memberikan
obat dalam rentang 30 menit sebelum dan sesudah memberikan obat14.
Hal ini berbeda dengan yang peneliti temukan bahwa benar waktu menurut mereka
diberikan dengan tepat waktu. Tetapi ada sumber lain yang mengatakan bahwa waktu yang benar adalah dimana obat yang
diresepkan harus diberikan dalam waktu tertentu sehingga kadar plasma obat
dapat dipertahankan.22. Hal
ini menurut peneliti sama dengan yang
ditemukan peneliti. Namun ada sumber lain yang mengatakan bahwa jika sebuah prosedur dapat menganggu tidur
klien sebaiknya pemberian obat ditunda sampai waktu dimana klien dapat
memperoleh manfaat optimal obat12. Hal ini tentunya sangat berbeda dengan yang
peneliti temukan bahwa mundurnya obat bukan karena sebab itu tetapi yang lain.
Namun didalam melaksanakan enam benar banyak sekali
kendala – kendala yang dihadapi perawat.
Diantaranya beban kerja yang overload akan menimbulkan human error dan terjadi pembelaan diri. Hal tersebut disebabkan
karena perawat apabila beban kerjanya
tinggi akan melakukan pekerjaan dengan tergesa – gesa dan ini mengakibatkan
tingkat ketelitian mereka menjadi berkurang. Hal ini jug sesuai dengan sumber yang peneliti baca bahwa perawat tidak
dapat melakukan hal tersebut karena pekerjaan banyak dan mobilitas yang tinggi22.
Menurut sumber lain mengatakan
bahwa kesalah pengobatan bukan hanya ditimbulkan oleh perawat tetapi setiap invidu yang terlibat dapat
melakukan kesalahan. Tetapi hal ini dikarenakan individu tersebut tidak
mengikuti prosedur yang telah ada
Kondisi, ketenagaan, dan manejemen dapat menjadikan
kendala bagi perawat dalam menerapkan
prinsip enam benar , ini juga ditemukan
peneliti. Hal ini juga sesuai yang peneliti baca bahwa mobilitas yang tinggi
bisa membuat perawat tidakmenerapkan prinsip enam benar 22.Hal
ini juga sesuai yang peneliti baca pada jurnal bahwa faktor eksternal yang dapat mempengaruhi perawat dalam
melakukan prinsip enam benar seperti supervisi. Menurut buku yang saya baca
supervisi yang dilakukan hanya 21, 9 %4.
Menurut peneliti yang temukan ada dampak apbila prinsip
enam benar tidak diterapkan baik bagi perawat, pasien maupun rumah sakit. Hal
ini tentunya tidak sesuai dengan peran perawat yang dalam memberikan obat tentunya harus mendukung keefektifan obat16. Disini perawatlah yang seharusnya
mempunyai tanggung jawab penting dalam memberikan obat. Apabila perawat melakukan kesalahan obat
penulisan yang dilakukan bukan merupakan suatu hukuman atau pengakuan , ini merupakan
analisis objektif apa yang terjadi dan
bagaimana penetalaksanaan suatu resiko yang dilakukan1. Hal ini berbeda dengan yang peneliti temukan bahwa sangsi bagi perawat
yaitu ditegur sampai dikeluarkan.
Strategi untuk melakukan prinsip enam benar dapat
dilakukan dengan pendidikan perawat berkelanjutan, peningkatan pengawasan dan
supervisi dari kepala ruang, ketua tim melengkapi fasilitas yang penting untuk
pemberian obat6. Hal ini sesuai dengan yang peneliti
temukan yaitu perbaikan dari manejemen, pelatihan dan peningkatan kapabilitas
SDM. Hanya peneliti belum menemukan SOP penanganan kesalahan pemberian
obatuntuk diterapkan6. Dalam sumber lain juga mengatakan
bahwa dalam memberikan obat harus benar
– benar teliti dan hati – hati2
KESIMPULAN
1. Pengalaman perawat dalam memberikan obat dapat
dilakukan dengan benar obat yaitu melakukan klarifikasi dan diberikan dengan
teliti. Benar pasien dilakukan dengan memanggil nama pasien dan memastikan
identitas pasien. Benar waktu diberikan dengan waktu yang tepat
2. Adapun kendala yang dihadapi perawat dalam
menerapkan prinsip enam benar diantaranya beban kerja yang tinggi yang
menimbulkan human error dan mamungkinkan terjadi pembelaan diri. Manejemen,
pengaturan ketenagaan dan lingkungan
ikut mempengaruhi terjadi perawa tidak dapat melaksanakan prinsip enam benar
3. Adapun strategi
kita dalam menerapkan prinsip enam benar dapat dilakukan dengan pelatihan untuk
menyegarkan kembali didukung dengan peningkatan kapasitas SDM kita. Manejemen
tentunya ikut andil dalam membuat terciptanya pemberian obat denga prinsip enam
benar disukung dengan pengaturan ketenagaan yang cukup.
SARAN
1. Perawat
Perlu adanya penyegaran kembali bagi perawat untuk
memberikan pengertian pentingnya melaksanakan prinsip enam benar agar dalam
memberikan obat dapat tercapai efek terapeutik yang maksimal dan tidak
menimbulkan kerugian di pihak manapun
Perlu adanya ketelitian bagi perawat dalam memberikan
obat sehingga meskipun tergesa – gesa atau repot tidak terjadi kesalahan dalam
memberikan obat
2. Rumah sakit
Perlu adanya manejemen yang baik dan pengaturan
ketenagaan yang cukup agar perawat dalam bekerja tidak terlalu overload yang
akan menimbulkn human error
Perlu adanya SOP untuk menangani kesalalahan dalam
pemberian obat sebagi rencana tindak lanjut
DAFTAR PUSTAKA
1.
Potter-Perry.Fundamental
of Nursing. 6 Th edition.Elsever Mosby . USA.2005
2.
Pemberian obat oleh
perawat diambil tanggal 8 juli 2009 dari http : //
nersdora. Multiply com./ jurnal / item 14
3.
Peran
perawat dalam pemberian obat diambil dari http : // fikunpad. Unpad
. ac .id
4.
Prinsip enam benar dalam pemberian obat, Jurnal keperawatan Indonesia
volume 9 no 1 Maret 2005
5.
Abram AC 1995 Clinical
Drug Therapy. Ationales for nursing practise JB Lapinscott diambil dari
jurnal keperawatan indonesia volume 9 no 1 tahun 2005
6.
Kinnenger T & Reeder L
E stabilishing for tehnology to reduce medication error is both a
science and an art. Diambil dari http : // www. Brigmedical . com / media 2003
7.
Pengaruh Pengalaman terhadap peningkatan keahlian auditor
oleh Dwi Ananing T Fakultas Ekonomi UI Yogyakarta 2006
8.
Knoers dan Haditono Psikologi perkembangan . Pengantar dalam
berbagai bagiannya , Cetakan ke – 12 Universitas Gajah Mada Yogyakarta
9.
Ali Zaidin Dasar –
dasar Keperawatan Profesional Jakarta,
Widya Medika 2001
10. Kuntarti 2005 Tingkat Penerapan Prinsip Enam Tepat dalam
pemberian obat oleh Perawat 2005
FKUI
11. Gaffar junaidi L.O.Pengantar Keperawatan Profesional.Jakarta.EGC.1999
12. Pemberian Obat Oleh
Perawat diambil dari http : // aquos
blog spot. Gombong 2003 diambil tanggal 10 Agustus 2009
13. Murwani
Anita , Skep . Pengantar Konsep Dasar
Keperawatan . Yogyakarta . Fitramaya . 2003
14. Ary Sutedjo Mengenal obat – obatan secara mudah dan Aplikasinya dalam
Perawatan 2008
15. Danim
sudarwan,DR . Riset Keperawatan Sejarah
dan Metodologi . Jakarta . EGC . 2003
16. Notoatmojo,
Prof ,Dr . Pendidikan Dan Perilaku
Kesehatan . Jakarta. PT Rineka Cipta. 2003
17. Moeloeng.L.J.
Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung. PT Remaja Rodakarya . 2001.
18. Amir
D.S.F . Bunga Rampai Hukum Kesehatan
. Widya Medika . Jakarta. 1999.
19. Sugiyono
, Prof. Dr . Metode Penelitian
Kuantitatif dan Kualitatif Dan R & D . cetakan ke 7 . CV
Alfabeta . Bandung Pendekatan Proses Metodologi Penelitian Keperawatan. 2009
20. Danim
Sudarwan,DR . Menjadi Peneliti
Kualitatif . Cetakan 1 . CV Pustaka Setia . Bandung . 2002
21. Aziz
Alimul H, Skep . Riset Keperawatan dan
Teknik Penulisan Ilmiah. Salemba medika. Jakarta. 2003
22. Poerwandari
E Kristi Pendekatan Kualitatif dalam
Penelitian Psikologi Jakarta
Universitas Indonesia 1998
23. Nursalam,
Pendekatan Proses Metodologi Penelitian
Keperawatan Jakarta SV Sagung Seto 2001
Tidak ada komentar:
Posting Komentar