Selasa, 10 Februari 2015

makalah kunjungan home industri sablon



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Percetakan  (printing)  merupakan  teknologi  atau  seni  yang  memproduksi
salinan dari sebuah image dengan sangat cepat, seperti kata-kata atau gambar-gambar di  atas  kertas,  kain,  dan  permukaan-permukaan  lainnya. Setiap  harinya,
milyaran  bahan  cetak  diproduksi,  termasuk  buku,  kalender,  buletin,  majalah,  surat kabar,  poster,  undangan  pernikahan,  perangko,  kertas  dinding,  dan  bahan  kain.  Ini karena  hasil  percetakan  dapat  dengan  cepat  mengomunikasikan  pemikiran  dan informasi  ke  jutaan  orang.  Percetakan  dianggap  sebagai  salah  satu  penemuan  yang paling penting dan berpengaruh di dalam sejarah peradaban manusia.
      Sedangkan screen printing / cetak sablon merupakan ilmu grafika terapan yang bersifat praktis atau dengan kata lain sablon adalah kegiatan cetak mencetak grafis menggunakan kain gasa (screen) pada bidang yang terjadi secara cetak gambar yang tercetak akan sesuai dengan model atau klise yang ada pada screen. Dengan adanya perkembangan tehnologi saat ini, tehnik cetak memiliki dua jenis antara lain, Cetak master dan salon. Cetak master merupakan kegiatan mencetak yang menggunakan mesin-mesin yang memiliki tehnologi yang tinggi, sedangkan sablon yang menggunakan ala-alat cetak sederhana yang tidak memerlukan biaya yang mahal.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana proses produksi dari percetakan sablon kaos di Bandar Konveksi?
2.      Apa saja alat dan bahan yang digunakan dalam proses percetakan sablon kaos di Bandar Konveksi?
3.      Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan kerja dalam proses produksi di Bandar Konveksi?
4.      Bagaimana manifestasi klinis dari penyakit akibat lingkungan kerja di Bandar Konveksi?
5.      Bagaimana pengolahan limbah dari  sablon kaos di Bandar Konveksi?
6.      Bagaimana srategi penanggulangan penyakit akibat lingkungan kerja di industri Bandar Konveksi?

1.3  Tujuan
1.      Untuk mengetahui proses produksi dari percetakan sablon kaos di Bandar Konveksi.
2.      Untuk mengetahui alat dan bahan yang digunakan di percetakan sablon kaos Bandar Konveksi.
3.      Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan kerja dalam proses produksi di Bandar Konveksi.
4.      Untuk mengetahui manifestasi klinis dari penyakit akibat lingkungan kerja di Bandar Konveksi.
5.      Untuk mengetahui cara pengolahan limbah dari sablon kaos di Bandar Konveksi.
6.      Untuk mengetahui strategi penanggulangan penyakit akibat lingkungan kerja di industri Bandar Konveksi.

1.4  Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai  bahan  masukan  dan  evaluasi  bagi  pihak  konveksi sablon kaos Bandar Konveksi untuk  mengetahui  pengaruh  lokasi,  produk,  dan  pelayanan pada  pelanggan  dalam  meningkatkan  kepuasan  dan  loyalitas  konsumen  yang berkunjung,  yang  pada  akhirnya  berguna  bagi  tujuan  jangka  panjang perusahaan, sebagai  suatu  kesempatan  bagi  peneliti  untuk  menambah  pengetahuan  dan wawasan khususnya  dalam  bidang bisnis percetakan.  Dan juga sebagai  referensi  dan  perbandingan  bagi  peneliti  selanjutnya  yang  akan melakukan penelitian yang sama di masa mendatang.




BAB II
DESKRIPSI INDUSTRI

2.1 Definisi
Sablon adalah teknik cetak saring pada tekstil pada suatu bidang sasaran cetak seperti kertas, kaos, plat, dan atau media lainnya. Pada perkembangannya, teknik mencetak dengan sablon telah mengalami perkembangan hingga teknik sablon dengan menggunakan mesin. Namun demikian bukan berarti teknik sablon klasik dengan menggunakan tangan lansung banyak ditinggalkan, antara sablon manual dan sablon mesin, keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan, dan masing-masing pula memiliki nilai jual yang berbeda. Kedua teknik tersebut dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan kustomer.
Sablon manual adalah teknik cetak sablon yang paling sederhana. Karenanya  hasil cetak yang diperoleh cenderung lebih optimal, memenuhi kaidah pesan dan sasaran.

2.2 Jenis Perusahaan
Jenis perusahaan yang digeluti yaitu “BANDAR KONVEKSI”

2.3  Struktur Organisasi

2.4  Alat Dan Bahan Yang Digunakan
Alat yang diperlukan dalam percetakan sablon antara lain :
1.      Kain kaos (biasanya jersey, katun atau semua jenis kain)
2.      Komputer
Komputer  digunakan untuk mendesain gambar  yang akan di sablon. Biasanya mendesain gambar tersebut dengan menggunakan suatu aplikasi yang disebut corel draw.
3.      Printer
Printer berguna untuk mencetak hasil desain gambar yang telah di buat di komputer terlebih dahulu.
4.      Kertas
5.      Rakel (squeeqee/ alat pengesut)
Rakel berguna untuk menekan tinta dari kain screen (saring) ke atas kertas  atau bahan lain yang akan disablon.Biasanya terbuat dari karet atau plastik sintetik. Pada bahan yang lunak dan tumpul biasanya mengalirkan lebih banyak tinta pada media cetak. Sedangkan bahan yang keras dan tajam mengalirkan lebih sedikit tinta, sehingga mempercepat pengeringan. Ujung bundar untuk memindahkan tinta dalam jumlah banyak, misalnya untuk mencetak warna terang diatas  latar belakang gelap diatas obey  datar. Juga digunakan untuk mencetak tinta fluorescent. Satu sisi miring, untuk menyablon diatas gelas atau plastik keras seperti kaca, pelat nama dan lain  –lain yang datar dengan permukaan halus. Jumlah tinta yang dijumlahkan sedikit
6.      Tinta basis air /Cat (pasta karet ): Bright Rubber (semua warna)
Tinta basis  air adalah semua tinta yang digunakan untuk menyablon bahan tekstil dan bahan kaos. Pada umumnya semua tinta untuk tekstil dan kaos dapat dipergunakan  dalam pencetakan (penyablonan), hanya pelekatnya da lam serat berbeda. Oleh karena pemilihan tinta juga harus disesuaikan dengan sifat bahan yang akan dicetak (disablon). Dengan demikian tinta (pasta) yang digunakan didasarkan pada jenis kain (bahan cetak). Di  samping jenis tekstil juga harus memperhatikan warna dasar dari kain (bahan cetak) sehingga efek  hasil pencetakan pada bahan nampak jelas.
7.      Mesin Jahit
8.      Screen
Screen atau kain s creen adalah alat untuk memegang gam bar yang digunakan mencetak/menyaring  cat/tinta, merupakan peralatan utama yang digunakan dalam kegiatan cetak sablon. Screen terbuat dari kain kasa (sutra) seperti saringan.  Cara menggunakannya adalah terlebih dahulu screen dipasangkan pada bingkai kayu atau dengan keadaan kain ditegangkan,  sehingga  tinta  akan mengalir melalui pori  –pori screen yang kecil dan tipis. Screen memiliki beberapa macam ukuran pori  -pori (lubang),yang penggunaannya disesuaikan dengan benda yang akan dicetak, semakin tinggi ukuran kain screen berarti semakin halus keadaan kain tersebut(semakin banyak lobang/saringannya),  yang berarti lubangnya semakin sempit/kecil,sebaliknya semakin  rendah nomer kain berarti semakin besar pori  –pori screen, jumlah lubangnya  semakin sedikit, tetapi lubangnya/pori-pori justru lebih besar .
Bagian-bagian screen padaumumnya adalah sbb:
a.       bingkai screen : biasa terbuat dari kayu, alumunium ataupun bahan lain yang cukup kuat dan kain kasa (mesh) bisa diregangkan dan direkatkan diatasnya (dengan staple atau lem)tanpa membuatnya jadi berubah bentuk. Ukuran bingkai bervariasi dan disesuaikan dengan besar kecil-nya gambar serta bahan yang akan dicetak. Dipasaran yang bisa ditemui diantaranya adalah uk. 30 x 40 cm, 40 x 60 cm, dll.
b.      Gagang screen (handle) untuk pegangandan memindah-mindah atau menggeser posisi screen di atas meja. Terbuat daribahan kayu, plastik atau metal. Jika bingkai screen yang terbuat dari metal memiliki rel screen, maka handle dipasang dengan menggunakan baut sehingga posisinya bisa digeser-geser sesuai kebutuhan.
c.       Pengatur posisi (sebagai register screen). Ini adalah suatu alat bantu pada screen dalam pencetakan dengan meja panjang. Ketika kak-kaki screen kita “geret” di atas rel meja panjang, maka pergerakan screen akan tertahan ketika pengatur posisi screen ini mengenai nok pada meja. Itu berarti screen telah berada pada posisi yang tepat dan prosescetak akan dilakukan padaposisi screen tersebut. Dengan alat ini akan sangat membantu kita untuk penempatan screen pada posisi yang tepat tanpa harus mengira-ngira. Asalkan semua bahan yang akan dicetak (kain atau yang lain) ditempatkan di atasmeja pada tanda batas yang sama, maka hasil akan jatuh pada posisi yang sama pula.
d.      Kaki screen: pada bagian sisi bingkai screen yang terbuat dari bahan metal biasanya dibuatkan dua lubang dengan dratuntuk tempat memasang baut panjang yang berfungsi sebagai kaki screen. Selain sebagai “kaki” agar screen dapat lebih mudah “digeret” di atas rel meja, juga dapat digunakan sebagai soft adjusting untuk mengatur/menyesuaikan ketinggian serta kemiringan posisi screen di atas meja.
e.       Rel screen : adalah sebagai tempat bautuntuk penempatan pegangan dan pengatur posisi (register) screen. Dengan adanya rel ini gagang screen dan pengatur posisi screen dapat digeser-geser sesuaikebutuhan dengan cara mengendorkan dan mengencangkan baut. Rel ini biasa terdapat pada bingkai screen yang berbahan metal (misalnya alumunium). Dengan adanya rel ini, pengatur posisi screen dan gagang pegangan screen dapat lebih mudah dipindah-pindah. Pada bingkai screen yang berbahan kayu, pengatur posisi ini berupa kayu juga, yang apabila telah ditetapkan posisinya pengatur ini akan dipaku pada bingkai screen. Untuk mengubah posisinya, pengatur posisi atau pegangan screen harus dilepaskan dulu (dengan mencabut paku dari bingkai), tempatkan pada posisi baru dan dipaku lagi. Ini tentu merepotkan disamping juga merusak bingkai screen. Setelah beberapa kali pindah posisi, pengatur posisi ini akan menjadi kendur dan tentunya berpengaruh terhadap ketepatan penempatan posisi screen.
f.       Kain kasa atau mesh : biasanya berbahan polyethylen — memiliki tingkat kerapatan yang bervariasi, misalnya83, 110, 125, 200, 300 dst atau diantara angka-angka tersebut. Makin kecil angkanyamakin “kasar” screen tersebut dan makin berkurang ditail cetakan yang bisa dihasilkannya.
9.      Hair drier
10.  Alat ukur (Penggaris)
11.  Gunting
12.  Tatakan
13.  Alat perekat (selotip)
Bahan :
1.      Bahanpenghapus Obat Afdruk ( Peka Cahaya )
Fungsi obat (bahan) penghapus ialah untuk menghilangkan gambar 
gambar yang terdapat pada screen. Tujuannya ialah untuk menetralkan
kembali tabir screen seperti keadaan semula.
Macam obat penghapus:
a)  Soda Api
b)  Pregant Paste
c)   Sodium Hypoclor ide
d)  Sodium Hypochloride

2. Air
Yang dimaksud dengan bahan cetak basis air adalah segala bahan cetak yang memiliki daya serap tinggidan biasanya pengencer tintanya menggunakan air. Adapun bahan bahan tersebut adalah semua bahan tekstil,seperti kain tetoron dengan segala jenisnya, kain famatex,kain drill, dan lain- lain. Demikian pula termasuk segala jenis
kaos,seperti kaos  Hi–kid, Pe, Tc, Bz, Misty, Jeruk, Lakos, Cotton Cardet, Cotton Combet, Cotton ML, D eadora, spanduk, dan lain-lain. Bahan tekstil dan kaos kebanyakan dicetak dengan teknik  screen printing, baik secara gulungan dan maupun secara lembaran atau dengan mesin maupun dengan sistem manual.Dalam hal warna baik tekstil maupun kaos memiliki sifat tersendiri terhadap tinta cetak sablon, sehingga penggunaan bahan cetak harus memperhatikan warna dari bahan yang akan diproduksi.

2.5  Proses Kerja Dan Resiko yang Ditimbulkan
1.  Pembuatan/pengerjaan disain (artwork)
Disain (gambar/artwork) merupakan hal yang sangat penting. Bagus tidaknya kualitas hasil cetakan  sangat dipengaruhi atau bahkan tergantungkepada kualitas gambar/artworkyang kita miliki. Pengerjaan artwork lebih baik dilakukan dengan bantuan programprogramapplikasi olahgrafis,misalnya Corel Draw atauIllustrator untuk pengerjaan artwork berbasisvektor. Ini akan menghasilkan gambar yang tajamdan tidak akan mengalami distorsi ketika dilakukan penyesuaian ukuran (resizing). Programolah bitmap, seperti Photoshop, jugadapat saja digunakan. Tetapi penggunaan programini lebih ditujukan kepada olah artwork untuk pencetakan full color yang tidak memungkinkan kita menggunakan programsemacam Corel Draw tadi, serta dibutuhkan teknik-teknik khusus sebelumartwork tersebut siap untuk dijadikan film.
2.  Pembuatan Film
Apabila artwork telah selesai kitakerjakandan siap untuk di print out, kita dapat
melakukannya pada suatu lembar filmtransparan (bening). Ini jauh lebih baik ketimbang dengan menggunakan kertas biasa. Setiap warna dari artwork akan dicetak dengan warna hitammasing-masing pada lembar transparan yang kita sebut film. Misalnya bila kita memiliki sebuah gambar logodengan warnamerah dan biru, kita memisahkan kedua warna tersebut, mengubah warna merah menjadi hitam,melakukan print out , mengubah warna biru menjadi hitam, kemudian melakukan print out lagi. Setiap print out dilakukan di atas lembar filmterpisah, akan menghasilkan filmyang berkualitas bagus dengan menggunakan printer sekelas laserjet atau seperti yang dipakai oleh penyedia jasa output film. Inilah yangsecara umumdikenal dengan sebutan separasi(pisahwarna).

3. Pelapisan Emulsi pada screen.
Proses pembuatan ini sederhana saja. Yang perlu kita lakukan hanyalah melapisi secara merata pada seluruh permukaan kain kasa dengan bahan photo emulsion(dipasaran biasa dijual diantaranya merk Ulano, dll) kemudian mengeringkannya. Photo emulsion ini sensitif terhadap cahaya khususnya cahaya ultra violet, karenanya pengerjaan pelapisan ini dilakukan di ruang “miskin cahaya” meskipun tidak berarti gelap total. Kita bisa menggunakan lampu berwarna kuning untuk pencahayaan, yang tidak memancarkan sinar uv yang dapat merusak emulsi tetapi cukup bagi kita untuk tetap dapat melihat. Ada macam-macam jenis bahan emulsi sesuai tujuan pencetakan dan bahan tinta yang digunakan. Ada emulsi yang khususuntuk tinta berbasis air (water base), yaitu tinta yang penyesuaian kekentalannya adalah dengan penambahan air. Ada yang khusus untuk tinta yang oil base, serta ada juga yang khusus untuk hasil cetakan tebal. Bahan emulsi biasanya dikemas terdiri atas dua macam bahan, yaitu base dan bahan campurannya (katalis). Kedua bahan tersebut hanya dicampur dan diaduk merata apabila hendak digunakan dengan perbandingan  yang sesuai petunjuk yang ada pada kemasannya. Apabila kedua bahan tersebut telah tercampur, maka tidak akan bisa disimpan dalam waktu lama. Penyimpanan bahan emulsi ini harus ditempat tertutup dan terhindar dari cahaya, serta lebih baik apabila disimpan di lemari pendingin. Hawa panas juga dapat merusak atau mengurangi mutu dari bahan tersebut.
Untuk proses pelapisan bahan emulsi, kita membutuhkan alat khusus semacam scoop
yang memang diperuntukkan bagi proses ini,tetapi kalau tidak ada juga bisa
menggunakan rakel atau alat lain yang memiliki permukaan rata dan halus.
Emulsi dilapisi pada permukaan luar screen secara merata, kemudian balikkan screen dan
lapisi juga permukaan bagian dalam sehingga kita memiliki lapisan emulsi yang cukup
sesuai dengan ketebalan hasil cetakan yang kita inginkan (inipun harus melalui usaha
coba-coba). Jika menginginkan lapisan yang lebih tebal, sebaiknya dilakukan pelapisan
secara bertahap dan pengeringan terlebih dahulu pada lapisan pertama dst. Pengeringan
dapat dilakukan dengan bantuan angin ataupun pengering dengan panas yang cukup. Kita
bisa memanfaatkan hair dryer untuk proses pengeringan ini. Untuk hasil cetakan yang
lebih tebal lagi, sebaiknya gunakan emulsi yang dikhususkan untuk menghasilkan
cetakan tebal.
4.  Proses Afdruk (Pengembangan screen)
Proses pengeringan menggunakan hairdrier supaya lebih cepat dan efisien.
Apabila lapisan telah kering, kita bisa segera melakukan penyinaran atau expose.
Dibutuhkan cahaya yang bagus untuk proses ini, bisa dengan bantuan matahari atau
peralatan penyinaran yang biasanya berupa kotak yang bagian atasnya adalah kaca
bening dan lampu tembak khusus di dalamnya(meja tembak). Kita bisa menggantikan
lampu tembak tersebut dengan beberapa lampu neontetapi waktu penyinaran akan sedikit
lebih lamadibandingkan dengan lampu tembak tadi.
Tempatkan filmdi atas permukaan screen bagian luar. Pastikan untuk menempatkan film
pada posisi yang sesuai dengan penempatan gambar pada media cetak. Ini bisa dilakukan
dengan memberi tanda register pada screen dengan pensil atau pena yang disesuaikan
dengan tanda register pada film(jika tanda register ini nanti ikut tertembak, bisa ditutup
lagi dengan ulano kemudian). Filmharus ditempatkan dalamposisi permukaan terbalik,
sehingga (jika ada) tulisan yang menghadap kita “tidak terbaca” atau istilahnya di-mirror
(kecuali kita sengaja ingin membuat cetakan terbalik). Lekatkan film pada permukaan screen dengan bantuan isolatif bening. Tempatkan bagian
luar screen yang telah ditempeli film tadi diatas permukaan kaca meja tembak. Pastikan
bahwa antara kaca dan permukaan screen tidakada jarak sedikitpun untuk menghindari
distorsi. Untuk ini kita bisa menambahkan beban pada bagian dalamscreen yang merata
dan cukup untuk membuat permukaan screen benar-benar tidak berjarak dengan kaca.
Jika menggunakan mesin meja tembak khusus, kita tidak membutuhkan hal itu, karena
mesin meja tembak khusus biasanya sudah dilengkapi dengan sedot vakum  untuk
menekan screen. Setelah semuanya siap, penyinaran bisa segera dilakukan.
Lamanya waktu penyinaran bergantung pada bahan emulsi, tingkat kerapatan screen dan
sumber cahaya yang kita gunakan. Sekalilagi ini pun membutuhkan percobaanpercobaan untuk menemukan kombinasi yangbenar-benar tepat. Seringkali kegagalan
atau masalah ditemui pada tahap ini, jadipenting bagi kita untuk lebih memahaminya
melalui serangkaian latihan dan percobaan. Tetapi umumnya waktu penyinaran normal
berkisar antara 3 hingga 5 menit, tergantung pada faktor-faktor yang disebutkan tadi.
Penyinaran selesai. Semprotlah permukaan bagian luar dan dalamscreen dengan air. Kita
bisa menggunakan semprotan yang biasa digunakan untuk mencuci kendaraan ataupun
menyiramitaman. Tidak terlalu diperlukan alat semprot yang bertekanan tinggi, tetapi
tekanan yang cukup saja. Penyemprotan terutamadilakukan pada permukaan bagian luar
screen, sedangkan permukaan bagian dalam biasanya akan lebih lunak sehingga cukup
dengan sedikit penyemprotan saja.
Sambil melakukan penyemprotan, kita bisa mengamati pola-pola yang terbentuk di atas
screen. Lapisan emulsi yang rontok saat disemprot akanmembentuk gambar sesuai
dengan gambar filmyang kita gunakan pada proses penyinaran, sementara bagian screen
yang lain akan tetap terlapisi dengan emulsi. Area screen yang emulsinya rontok inilah
yang nantinya akan tertembus oleh tinta sehingga membentuk gambar sesuai dengan film.
Kita bisa sambil mengawasi apakah screen telah terbentuk gambar seperti yang
Semestinya.
5. Pemasangan Screen
Jika gambar yang akan kita cetak adalah gambar satu warna saja, penempatan screen di atas meja cetak relatif mudah. Tetapi jika gambarkita terdiri lebih dari satu atau banyak warna, kita membutuhkan tanda cetak (resgister) untuk penempatan screen dan hasil yang lebih akurat.Setelah menempatkan screen di atas meja, sebaiknya dilakukan test print. Caranya adalah ambil potongan kain/kaos (atau bisa digantikan dengan kertas karton), atur penempatannya pada meja dimana natinya potongan kain/kaos yang lain akan ditempel. Atur posisi screen dimana posisi gambar akan dicetak. Tempatkan sedikit tinta di atas permukaan dalam screen. Tarik dan tekan tinta melewati gambar pada screen ke atas kain. Perhatikan gambar yang tercetak pada kain tersebut. Berikutnya, ganti screen yang untuk warna kedua. Atur-aturlah posisi screen sehingga warna kedua nantinya jatuh pada posisi yang semestinya. Beri tanda posisi screen tersebut atau dengan
mengencangkan baut pada pengatur posisi screen. Ulangi langkah-langkah tersebut untuk warna ke-3, dst.
2.6  Hasil Limbah Dan Pengelolahan Hasil Limbah
Hasil limbah pada pembuatan sablon kaos yaitu berupa cairan / air dari hasil cucian screen yang telah selesai  digunakan menyablon. Nantinya hasil limbah tersebut akan dibuang dengan menggali tanah terus kemudian hasil limbah tersebut dikubur dengan menggunakan tanah.
2.7  Faktor Yang Mempengaruhi Dan Keselamatan Kerja
1.      Faktor Fisik
Faktor fisik dalam
2.      Faktor Kimia
3.      Faktor Ergonomik
2.8  masalah kesehatan para pekerja
masalah kesehatan para pekerja yang biasa timbul pada saat proses percetakan sablon kaos yaitu pada saat proses pemotongan kain kaos para pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri seperti masker, sehingga masalah yang akan timbul para pekerja bisa terkena gangguan saluran pernapasan misalnya sesak, batuk, dll.


























BAB III
STRATEGI PENANGGULANGAN

3.1  Proses
Pada saat proses penyablonan strategi penanggulangan yang harus dilakukan oleh para pekerja yaitu menanggulanginya dengan menggunakan masker, sarung tangan. Hal ini dilakukan agar para pekerja terhindar ddari hal – hal yang tidak diinginkan misalnya batuk.
3.2  Lingkungan
Lingkungan sangat mempengaruhi aktivitas para pekerja pada saat percetakan. Contohnya lingkungan yang bersih akan membuat suasana menjadi nyaman dengan menciptakan sirkulasi udara yang cukup agar proses hasilnya sesuai dengan apa yang diharapkan. Lingkungan yang bersih dan nyaman juga sangat mendukung para pekerja agar lebih berkreasi dalam kreativitasnya.
3.3  Manusia
1.      Pencegahan Primer
Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu (health promotion & spesific protection)
a. Memberikan immunisasi pada golongan yang rentan untuk mencegah penyakit
b. Isolasi terhadap penderita penyakit menular, misal yang terkena flu burung.
c. Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat umum maupun tempat kerja.
d. Perlindungan terhadap bahan-bahan yang bersifat karsinogenik, bahan-bahan racun maupun alergi.
e. Pengendalian sumber-sumber pencemaran.
2.      Pencegahan Sekunder
Penegakkan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat (early diagnosis & prompt treatment)
a. Mencari kasus sedini mungkin.
b. Mencari penderita dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan . Misalnya pemeriksaan darah, rontgent paru.
c. Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit menular (contact person) untuk diawasi agar bila penyakitnya timbul dapat segera diberikan pengobatan.
d. Meningkatkan keteraturan pengobatan terhadap penderita.
e. Pemberian pengobatan yang tepat pada setiap permulaan kasus.
3.      Pencegahan Tersier (rehabilitasi medis)
a. Mengembangkan lembaga-lembaga pemulihan dengan mengikutsertakan masyarakat.
b. Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang setelah ia sembuh dari suatu penyakit.
4.      Kebijakan