BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Percetakan (printing)
merupakan teknologi atau
seni yang memproduksi
salinan
dari sebuah image dengan sangat cepat, seperti kata-kata atau gambar-gambar di atas
kertas, kain, dan
permukaan-permukaan lainnya.
Setiap harinya,
milyaran bahan
cetak diproduksi, termasuk
buku, kalender, buletin,
majalah, surat kabar, poster,
undangan pernikahan, perangko,
kertas dinding, dan
bahan kain. Ini karena
hasil percetakan dapat
dengan cepat mengomunikasikan pemikiran
dan informasi ke jutaan
orang. Percetakan dianggap
sebagai salah satu
penemuan yang paling penting dan
berpengaruh di dalam sejarah peradaban manusia.
Sedangkan screen printing / cetak sablon
merupakan ilmu grafika terapan yang bersifat praktis atau dengan kata lain
sablon adalah kegiatan cetak mencetak grafis menggunakan kain gasa (screen)
pada bidang yang terjadi secara cetak gambar yang tercetak akan sesuai dengan
model atau klise yang ada pada screen. Dengan adanya perkembangan tehnologi
saat ini, tehnik cetak memiliki dua jenis antara lain, Cetak master dan salon.
Cetak master merupakan kegiatan mencetak yang menggunakan mesin-mesin yang
memiliki tehnologi yang tinggi, sedangkan sablon yang menggunakan ala-alat
cetak sederhana yang tidak memerlukan biaya yang mahal.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
proses produksi dari percetakan sablon kaos di Bandar Konveksi?
2. Apa
saja alat dan bahan yang digunakan dalam proses percetakan sablon kaos di
Bandar Konveksi?
3. Apa
saja faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan kerja dalam proses produksi di
Bandar Konveksi?
4. Bagaimana
manifestasi klinis dari penyakit akibat lingkungan kerja di Bandar Konveksi?
5. Bagaimana
pengolahan limbah dari sablon kaos di
Bandar Konveksi?
6. Bagaimana
srategi penanggulangan penyakit akibat lingkungan kerja di industri Bandar
Konveksi?
1.3 Tujuan
1. Untuk
mengetahui proses produksi dari percetakan sablon kaos di Bandar Konveksi.
2. Untuk
mengetahui alat dan bahan yang digunakan di percetakan sablon kaos Bandar
Konveksi.
3. Untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan kerja dalam proses
produksi di Bandar Konveksi.
4. Untuk
mengetahui manifestasi klinis dari penyakit akibat lingkungan kerja di Bandar
Konveksi.
5. Untuk
mengetahui cara pengolahan limbah dari sablon kaos di Bandar Konveksi.
6. Untuk
mengetahui strategi penanggulangan penyakit akibat lingkungan kerja di industri
Bandar Konveksi.
1.4 Manfaat
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai bahan
masukan dan evaluasi
bagi pihak konveksi sablon kaos Bandar Konveksi
untuk mengetahui pengaruh
lokasi, produk, dan
pelayanan pada pelanggan dalam
meningkatkan kepuasan dan
loyalitas konsumen yang berkunjung, yang
pada akhirnya berguna
bagi tujuan jangka
panjang perusahaan, sebagai
suatu kesempatan bagi
peneliti untuk menambah
pengetahuan dan wawasan
khususnya dalam bidang bisnis percetakan. Dan juga sebagai referensi
dan perbandingan bagi
peneliti selanjutnya yang
akan melakukan penelitian yang sama di masa mendatang.
BAB
II
DESKRIPSI
INDUSTRI
2.1 Definisi
Sablon adalah teknik cetak saring pada tekstil pada
suatu bidang sasaran cetak seperti kertas, kaos, plat, dan atau media lainnya.
Pada perkembangannya, teknik mencetak dengan sablon telah mengalami
perkembangan hingga teknik sablon dengan menggunakan mesin. Namun demikian
bukan berarti teknik sablon klasik dengan menggunakan tangan lansung banyak
ditinggalkan, antara sablon manual dan sablon mesin, keduanya memiliki
kelebihan dan kekurangan, dan masing-masing pula memiliki nilai jual yang
berbeda. Kedua teknik tersebut dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan
kustomer.
Sablon manual adalah teknik cetak sablon yang paling
sederhana. Karenanya hasil cetak yang diperoleh cenderung lebih optimal,
memenuhi kaidah pesan dan sasaran.
2.2 Jenis
Perusahaan
Jenis perusahaan
yang digeluti yaitu “BANDAR KONVEKSI”
2.3 Struktur
Organisasi
2.4 Alat
Dan Bahan Yang Digunakan
Alat yang
diperlukan dalam percetakan sablon antara lain :
1. Kain
kaos (biasanya jersey, katun atau semua jenis kain)
2. Komputer
Komputer digunakan untuk mendesain gambar yang akan di sablon. Biasanya mendesain
gambar tersebut dengan menggunakan suatu aplikasi yang disebut corel draw.
3. Printer
Printer
berguna untuk mencetak hasil desain gambar yang telah di buat di komputer
terlebih dahulu.
4. Kertas
5. Rakel
(squeeqee/ alat pengesut)
Rakel berguna untuk menekan tinta
dari kain screen (saring) ke atas kertas
atau bahan lain yang akan disablon.Biasanya terbuat dari karet atau
plastik sintetik. Pada bahan yang lunak dan tumpul biasanya mengalirkan lebih
banyak tinta pada media cetak. Sedangkan bahan yang keras dan tajam mengalirkan
lebih sedikit tinta, sehingga mempercepat pengeringan. Ujung bundar untuk
memindahkan tinta dalam jumlah banyak, misalnya untuk mencetak warna terang
diatas latar belakang gelap diatas obey datar. Juga digunakan untuk mencetak tinta
fluorescent. Satu sisi miring, untuk menyablon diatas gelas atau plastik keras
seperti kaca, pelat nama dan lain –lain
yang datar dengan permukaan halus. Jumlah tinta yang dijumlahkan sedikit
6. Tinta
basis air /Cat (pasta karet ): Bright Rubber (semua warna)
Tinta basis air adalah semua tinta yang digunakan untuk
menyablon bahan tekstil dan bahan kaos. Pada umumnya semua tinta untuk tekstil
dan kaos dapat dipergunakan dalam
pencetakan (penyablonan), hanya pelekatnya da lam serat berbeda. Oleh karena
pemilihan tinta juga harus disesuaikan dengan sifat bahan yang akan dicetak
(disablon). Dengan demikian tinta (pasta) yang digunakan didasarkan pada jenis
kain (bahan cetak). Di samping jenis
tekstil juga harus memperhatikan warna dasar dari kain (bahan cetak) sehingga
efek hasil pencetakan pada bahan nampak
jelas.
7. Mesin
Jahit
8. Screen
Screen atau kain s creen adalah
alat untuk memegang gam bar yang digunakan mencetak/menyaring cat/tinta, merupakan peralatan utama yang
digunakan dalam kegiatan cetak sablon. Screen terbuat dari kain kasa (sutra)
seperti saringan. Cara menggunakannya
adalah terlebih dahulu screen dipasangkan pada bingkai kayu atau dengan keadaan
kain ditegangkan, sehingga tinta
akan mengalir melalui pori –pori
screen yang kecil dan tipis. Screen memiliki beberapa macam ukuran pori -pori (lubang),yang penggunaannya disesuaikan
dengan benda yang akan dicetak, semakin tinggi ukuran kain screen berarti
semakin halus keadaan kain tersebut(semakin banyak lobang/saringannya), yang berarti lubangnya semakin sempit/kecil,sebaliknya
semakin rendah nomer kain berarti
semakin besar pori –pori screen, jumlah
lubangnya semakin sedikit, tetapi
lubangnya/pori-pori justru lebih besar .
Bagian-bagian
screen padaumumnya adalah sbb:
a. bingkai
screen : biasa terbuat dari kayu, alumunium ataupun bahan lain yang cukup kuat
dan kain kasa (mesh) bisa diregangkan dan direkatkan diatasnya (dengan staple
atau lem)tanpa membuatnya jadi berubah bentuk. Ukuran bingkai bervariasi dan
disesuaikan dengan besar kecil-nya gambar serta bahan yang akan dicetak.
Dipasaran yang bisa ditemui diantaranya adalah uk. 30 x 40 cm, 40 x 60 cm, dll.
b. Gagang
screen (handle) untuk pegangandan memindah-mindah atau menggeser posisi screen
di atas meja. Terbuat daribahan kayu, plastik atau metal. Jika bingkai screen
yang terbuat dari metal memiliki rel screen, maka handle dipasang dengan
menggunakan baut sehingga posisinya bisa digeser-geser sesuai kebutuhan.
c. Pengatur
posisi (sebagai register screen). Ini adalah suatu alat bantu pada screen dalam
pencetakan dengan meja panjang. Ketika kak-kaki screen kita “geret” di atas rel
meja panjang, maka pergerakan screen akan tertahan ketika pengatur posisi
screen ini mengenai nok pada meja. Itu berarti screen telah berada pada posisi
yang tepat dan prosescetak akan dilakukan padaposisi screen tersebut. Dengan
alat ini akan sangat membantu kita untuk penempatan screen pada posisi yang
tepat tanpa harus mengira-ngira. Asalkan semua bahan yang akan dicetak (kain
atau yang lain) ditempatkan di atasmeja pada tanda batas yang sama, maka hasil
akan jatuh pada posisi yang sama pula.
d. Kaki
screen: pada bagian sisi bingkai screen yang terbuat dari bahan metal biasanya
dibuatkan dua lubang dengan dratuntuk tempat memasang baut panjang yang berfungsi
sebagai kaki screen. Selain sebagai “kaki” agar screen dapat lebih mudah
“digeret” di atas rel meja, juga dapat digunakan sebagai soft adjusting untuk
mengatur/menyesuaikan ketinggian serta kemiringan posisi screen di atas meja.
e. Rel
screen : adalah sebagai tempat bautuntuk penempatan pegangan dan pengatur posisi
(register) screen. Dengan adanya rel ini gagang screen dan pengatur posisi screen
dapat digeser-geser sesuaikebutuhan dengan cara mengendorkan dan mengencangkan
baut. Rel ini biasa terdapat pada bingkai screen yang berbahan metal (misalnya
alumunium). Dengan adanya rel ini, pengatur posisi screen dan gagang pegangan
screen dapat lebih mudah dipindah-pindah. Pada bingkai screen yang berbahan
kayu, pengatur posisi ini berupa kayu juga, yang apabila telah ditetapkan
posisinya pengatur ini akan dipaku pada bingkai screen. Untuk mengubah
posisinya, pengatur posisi atau pegangan screen harus dilepaskan dulu (dengan
mencabut paku dari bingkai), tempatkan pada posisi baru dan dipaku lagi. Ini
tentu merepotkan disamping juga merusak bingkai screen. Setelah beberapa kali
pindah posisi, pengatur posisi ini akan menjadi kendur dan tentunya berpengaruh
terhadap ketepatan penempatan posisi screen.
f. Kain
kasa atau mesh : biasanya berbahan polyethylen — memiliki tingkat kerapatan
yang bervariasi, misalnya83, 110, 125, 200, 300 dst atau diantara angka-angka
tersebut. Makin kecil angkanyamakin “kasar” screen tersebut dan makin berkurang
ditail cetakan yang bisa dihasilkannya.
9. Hair
drier
10. Alat
ukur (Penggaris)
11. Gunting
12. Tatakan
13. Alat
perekat (selotip)
Bahan
:
1. Bahanpenghapus
Obat Afdruk ( Peka Cahaya )
Fungsi
obat (bahan) penghapus ialah untuk menghilangkan gambar –
gambar
yang terdapat pada screen. Tujuannya ialah untuk menetralkan
kembali
tabir screen seperti keadaan semula.
Macam
obat penghapus:
a) Soda Api
b) Pregant Paste
c) Sodium Hypoclor ide
d) Sodium Hypochloride
2.
Air
Yang dimaksud dengan bahan cetak
basis air adalah segala bahan cetak yang memiliki daya serap tinggidan biasanya
pengencer tintanya menggunakan air. Adapun bahan bahan tersebut adalah semua
bahan tekstil,seperti kain tetoron dengan segala jenisnya, kain famatex,kain
drill, dan lain- lain. Demikian pula termasuk segala jenis
kaos,seperti kaos Hi–kid, Pe, Tc, Bz, Misty, Jeruk, Lakos,
Cotton Cardet, Cotton Combet, Cotton ML, D eadora, spanduk, dan lain-lain.
Bahan tekstil dan kaos kebanyakan dicetak dengan teknik screen printing, baik secara gulungan dan
maupun secara lembaran atau dengan mesin maupun dengan sistem manual.Dalam hal
warna baik tekstil maupun kaos memiliki sifat tersendiri terhadap tinta cetak
sablon, sehingga penggunaan bahan cetak harus memperhatikan warna dari bahan
yang akan diproduksi.
2.5 Proses
Kerja Dan Resiko yang Ditimbulkan
1.
Pembuatan/pengerjaan disain (artwork)
Disain
(gambar/artwork) merupakan hal yang sangat penting. Bagus tidaknya kualitas
hasil cetakan sangat dipengaruhi atau bahkan
tergantungkepada kualitas gambar/artworkyang kita miliki. Pengerjaan artwork
lebih baik dilakukan dengan bantuan programprogramapplikasi olahgrafis,misalnya
Corel Draw atauIllustrator untuk pengerjaan artwork berbasisvektor. Ini akan
menghasilkan gambar yang tajamdan tidak akan mengalami distorsi ketika
dilakukan penyesuaian ukuran (resizing). Programolah bitmap, seperti Photoshop,
jugadapat saja digunakan. Tetapi penggunaan programini lebih ditujukan kepada
olah artwork untuk pencetakan full color yang tidak memungkinkan kita
menggunakan programsemacam Corel Draw tadi, serta dibutuhkan teknik-teknik
khusus sebelumartwork tersebut siap untuk dijadikan film.
2.
Pembuatan Film
Apabila
artwork telah selesai kitakerjakandan siap untuk di print out, kita dapat
melakukannya
pada suatu lembar filmtransparan (bening). Ini jauh lebih baik ketimbang dengan
menggunakan kertas biasa. Setiap warna dari artwork akan dicetak dengan warna
hitammasing-masing pada lembar transparan yang kita sebut film. Misalnya bila kita
memiliki sebuah gambar logodengan warnamerah dan biru, kita memisahkan kedua
warna tersebut, mengubah warna merah menjadi hitam,melakukan print out ,
mengubah warna biru menjadi hitam, kemudian melakukan print out lagi. Setiap
print out dilakukan di atas lembar filmterpisah, akan menghasilkan filmyang
berkualitas bagus dengan menggunakan printer sekelas laserjet atau seperti yang
dipakai oleh penyedia jasa output film. Inilah yangsecara umumdikenal dengan
sebutan separasi(pisahwarna).
3. Pelapisan Emulsi pada screen.
Proses
pembuatan ini sederhana saja. Yang perlu kita lakukan hanyalah melapisi secara merata
pada seluruh permukaan kain kasa dengan bahan photo emulsion(dipasaran biasa
dijual diantaranya merk Ulano, dll) kemudian mengeringkannya. Photo emulsion
ini sensitif terhadap cahaya khususnya cahaya ultra violet, karenanya
pengerjaan pelapisan ini dilakukan di ruang “miskin cahaya” meskipun tidak
berarti gelap total. Kita bisa menggunakan lampu berwarna kuning untuk
pencahayaan, yang tidak memancarkan sinar uv yang dapat merusak emulsi tetapi
cukup bagi kita untuk tetap dapat melihat. Ada macam-macam jenis bahan emulsi
sesuai tujuan pencetakan dan bahan tinta yang digunakan. Ada emulsi yang
khususuntuk tinta berbasis air (water base), yaitu tinta yang penyesuaian kekentalannya
adalah dengan penambahan air. Ada yang khusus untuk tinta yang oil base, serta
ada juga yang khusus untuk hasil cetakan tebal. Bahan emulsi biasanya dikemas
terdiri atas dua macam bahan, yaitu base dan bahan campurannya (katalis). Kedua
bahan tersebut hanya dicampur dan diaduk merata apabila hendak digunakan dengan
perbandingan yang sesuai petunjuk yang
ada pada kemasannya. Apabila kedua bahan tersebut telah tercampur, maka tidak
akan bisa disimpan dalam waktu lama. Penyimpanan bahan emulsi ini harus
ditempat tertutup dan terhindar dari cahaya, serta lebih baik apabila disimpan di
lemari pendingin. Hawa panas juga dapat merusak atau mengurangi mutu dari bahan
tersebut.
Untuk proses pelapisan bahan
emulsi, kita membutuhkan alat khusus semacam scoop
yang memang diperuntukkan bagi
proses ini,tetapi kalau tidak ada juga bisa
menggunakan rakel atau alat lain
yang memiliki permukaan rata dan halus.
Emulsi dilapisi pada permukaan luar
screen secara merata, kemudian balikkan screen dan
lapisi juga permukaan bagian dalam
sehingga kita memiliki lapisan emulsi yang cukup
sesuai dengan ketebalan hasil
cetakan yang kita inginkan (inipun harus melalui usaha
coba-coba). Jika menginginkan
lapisan yang lebih tebal, sebaiknya dilakukan pelapisan
secara bertahap dan pengeringan
terlebih dahulu pada lapisan pertama dst. Pengeringan
dapat dilakukan dengan bantuan
angin ataupun pengering dengan panas yang cukup. Kita
bisa memanfaatkan hair dryer untuk
proses pengeringan ini. Untuk hasil cetakan yang
lebih tebal lagi, sebaiknya gunakan
emulsi yang dikhususkan untuk menghasilkan
cetakan tebal.
4.
Proses Afdruk (Pengembangan screen)
Proses pengeringan menggunakan
hairdrier supaya lebih cepat dan efisien.
Apabila lapisan telah kering, kita
bisa segera melakukan penyinaran atau expose.
Dibutuhkan cahaya yang bagus untuk
proses ini, bisa dengan bantuan matahari atau
peralatan penyinaran yang biasanya
berupa kotak yang bagian atasnya adalah kaca
bening dan lampu tembak khusus di
dalamnya(meja tembak). Kita bisa menggantikan
lampu tembak tersebut dengan
beberapa lampu neontetapi waktu penyinaran akan sedikit
lebih lamadibandingkan dengan lampu
tembak tadi.
Tempatkan filmdi atas permukaan
screen bagian luar. Pastikan untuk menempatkan film
pada posisi yang sesuai dengan
penempatan gambar pada media cetak. Ini bisa dilakukan
dengan memberi tanda register pada
screen dengan pensil atau pena yang disesuaikan
dengan tanda register pada
film(jika tanda register ini nanti ikut tertembak, bisa ditutup
lagi dengan ulano kemudian).
Filmharus ditempatkan dalamposisi permukaan terbalik,
sehingga (jika ada) tulisan yang
menghadap kita “tidak terbaca” atau istilahnya di-mirror
(kecuali kita sengaja ingin membuat
cetakan terbalik). Lekatkan film pada permukaan screen dengan bantuan isolatif
bening. Tempatkan bagian
luar screen yang telah ditempeli
film tadi diatas permukaan kaca meja tembak. Pastikan
bahwa antara kaca dan permukaan
screen tidakada jarak sedikitpun untuk menghindari
distorsi. Untuk ini kita bisa
menambahkan beban pada bagian dalamscreen yang merata
dan cukup untuk membuat permukaan
screen benar-benar tidak berjarak dengan kaca.
Jika menggunakan mesin meja tembak
khusus, kita tidak membutuhkan hal itu, karena
mesin meja tembak khusus biasanya
sudah dilengkapi dengan sedot vakum
untuk
menekan screen. Setelah semuanya
siap, penyinaran bisa segera dilakukan.
Lamanya waktu penyinaran bergantung
pada bahan emulsi, tingkat kerapatan screen dan
sumber cahaya yang kita gunakan.
Sekalilagi ini pun membutuhkan percobaanpercobaan untuk menemukan kombinasi
yangbenar-benar tepat. Seringkali kegagalan
atau masalah ditemui pada tahap
ini, jadipenting bagi kita untuk lebih memahaminya
melalui serangkaian latihan dan
percobaan. Tetapi umumnya waktu penyinaran normal
berkisar antara 3 hingga 5 menit,
tergantung pada faktor-faktor yang disebutkan tadi.
Penyinaran selesai. Semprotlah
permukaan bagian luar dan dalamscreen dengan air. Kita
bisa menggunakan semprotan yang
biasa digunakan untuk mencuci kendaraan ataupun
menyiramitaman. Tidak terlalu
diperlukan alat semprot yang bertekanan tinggi, tetapi
tekanan yang cukup saja.
Penyemprotan terutamadilakukan pada permukaan bagian luar
screen, sedangkan permukaan bagian
dalam biasanya akan lebih lunak sehingga cukup
dengan sedikit penyemprotan saja.
Sambil melakukan penyemprotan, kita
bisa mengamati pola-pola yang terbentuk di atas
screen. Lapisan emulsi yang rontok
saat disemprot akanmembentuk gambar sesuai
dengan gambar filmyang kita gunakan
pada proses penyinaran, sementara bagian screen
yang lain akan tetap terlapisi
dengan emulsi. Area screen yang emulsinya rontok inilah
yang nantinya akan tertembus oleh
tinta sehingga membentuk gambar sesuai dengan film.
Kita bisa sambil mengawasi apakah
screen telah terbentuk gambar seperti yang
Semestinya.
5. Pemasangan Screen
Jika gambar yang akan kita cetak
adalah gambar satu warna saja, penempatan screen di atas meja cetak relatif
mudah. Tetapi jika gambarkita terdiri lebih dari satu atau banyak warna, kita
membutuhkan tanda cetak (resgister) untuk penempatan screen dan hasil yang
lebih akurat.Setelah menempatkan screen di atas meja, sebaiknya dilakukan test
print. Caranya adalah ambil potongan kain/kaos (atau bisa digantikan dengan
kertas karton), atur penempatannya pada meja dimana natinya potongan kain/kaos
yang lain akan ditempel. Atur posisi screen dimana posisi gambar akan dicetak.
Tempatkan sedikit tinta di atas permukaan dalam screen. Tarik dan tekan tinta
melewati gambar pada screen ke atas kain. Perhatikan gambar yang tercetak pada
kain tersebut. Berikutnya, ganti screen yang untuk warna kedua. Atur-aturlah
posisi screen sehingga warna kedua nantinya jatuh pada posisi yang semestinya.
Beri tanda posisi screen tersebut atau dengan
mengencangkan baut pada pengatur
posisi screen. Ulangi langkah-langkah tersebut untuk warna ke-3, dst.
2.6 Hasil
Limbah Dan Pengelolahan Hasil Limbah
Hasil limbah pada pembuatan sablon
kaos yaitu berupa cairan / air dari hasil cucian screen yang telah selesai digunakan menyablon. Nantinya hasil limbah
tersebut akan dibuang dengan menggali tanah terus kemudian hasil limbah tersebut
dikubur dengan menggunakan tanah.
2.7 Faktor
Yang Mempengaruhi Dan Keselamatan Kerja
1. Faktor
Fisik
Faktor
fisik dalam
2. Faktor
Kimia
3. Faktor
Ergonomik
2.8 masalah
kesehatan para pekerja
masalah kesehatan para pekerja yang
biasa timbul pada saat proses percetakan sablon kaos yaitu pada saat proses
pemotongan kain kaos para pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri seperti
masker, sehingga masalah yang akan timbul para pekerja bisa terkena gangguan
saluran pernapasan misalnya sesak, batuk, dll.
BAB III
STRATEGI PENANGGULANGAN
3.1 Proses
Pada
saat proses penyablonan strategi penanggulangan yang harus dilakukan oleh para
pekerja yaitu menanggulanginya dengan menggunakan masker, sarung tangan. Hal
ini dilakukan agar para pekerja terhindar ddari hal – hal yang tidak diinginkan
misalnya batuk.
3.2 Lingkungan
Lingkungan
sangat mempengaruhi aktivitas para pekerja pada saat percetakan. Contohnya
lingkungan yang bersih akan membuat suasana menjadi nyaman dengan menciptakan
sirkulasi udara yang cukup agar proses hasilnya sesuai dengan apa yang
diharapkan. Lingkungan yang bersih dan nyaman juga sangat mendukung para
pekerja agar lebih berkreasi dalam kreativitasnya.
3.3 Manusia
1. Pencegahan
Primer
Perlindungan umum dan khusus
terhadap penyakit-penyakit tertentu (health promotion & spesific
protection)
a. Memberikan immunisasi pada
golongan yang rentan untuk mencegah penyakit
b. Isolasi terhadap penderita penyakit menular, misal yang terkena flu burung.
c. Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat umum maupun tempat kerja.
d. Perlindungan terhadap bahan-bahan yang bersifat karsinogenik, bahan-bahan racun maupun alergi.
e. Pengendalian sumber-sumber pencemaran.
b. Isolasi terhadap penderita penyakit menular, misal yang terkena flu burung.
c. Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat umum maupun tempat kerja.
d. Perlindungan terhadap bahan-bahan yang bersifat karsinogenik, bahan-bahan racun maupun alergi.
e. Pengendalian sumber-sumber pencemaran.
2. Pencegahan
Sekunder
Penegakkan diagnosa secara dini dan
pengobatan yang cepat dan tepat (early diagnosis & prompt treatment)
a. Mencari kasus sedini mungkin.
b. Mencari penderita dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan . Misalnya pemeriksaan darah, rontgent paru.
c. Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit menular (contact person) untuk diawasi agar bila penyakitnya timbul dapat segera diberikan pengobatan.
d. Meningkatkan keteraturan pengobatan terhadap penderita.
e. Pemberian pengobatan yang tepat pada setiap permulaan kasus.
b. Mencari penderita dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan . Misalnya pemeriksaan darah, rontgent paru.
c. Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit menular (contact person) untuk diawasi agar bila penyakitnya timbul dapat segera diberikan pengobatan.
d. Meningkatkan keteraturan pengobatan terhadap penderita.
e. Pemberian pengobatan yang tepat pada setiap permulaan kasus.
3. Pencegahan
Tersier (rehabilitasi medis)
a. Mengembangkan lembaga-lembaga
pemulihan dengan mengikutsertakan masyarakat.
b. Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang setelah ia sembuh dari suatu penyakit.
b. Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang setelah ia sembuh dari suatu penyakit.
4. Kebijakan