Kamis, 22 Januari 2015

MAKALAH ASKEP GOUT ATHRITIS



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Di masyarakat kini beredar mitos bahwa ngilu sendi berarti asam urat. Pengertian ini perlu diluruskan karena tidak semua keluhan dari nyeri sendi disebabkan oleh asam urat. Pengertian yang salah ini diperparah oleh iklan jamu/obat tradisional. Penyakit rematik banyak jenisnya. Tidak semua keluhan nyeri sendi atau sendi yang bengkak itu berarti asam urat. Untuk memastikannya perlu pemeriksaan laboratorium.
Sebenarnya yang dimaksud dengan asam urat adalah asam yang berbentuk kristal-kristal yang merupakan hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk turunan nukleoprotein), yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada intisel - sel tubuh. Secara alamiah, purin terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada semua makanan dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman (sayur, buah, kacang-kacangan) atau pun hewan (daging, jeroan, ikan sarden).
Jadi asam urat merupakan hasil metabolisme di dalam tubuh, yang kadarnya tidak boleh berlebih. Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh, karena pada setiap metabolisme normal dihasilkan asam urat. Sedangkan pemicunya adalah makanan dan senyawa lain yang banyak mengandung purin. Sebetulnya, tubuh menyediakan 85 persen senyawa purin untuk kebutuhan setiap hari. Ini berarti bahwa kebutuhan purin dari makanan hanya sekitar 15 persen. Sayangnya, fakta ini masih belum diketahui secara luas oleh masyarakat. Akibatnya banyak orang suka menyamaratakan semua makanan. Orang menyantap apa saja yang dia inginkan, tanpa mempertimbangkan kandungan didalamnya sangat tinggi. Produk makanan mengandung purin tinggi kurang baik bagi orang-orang tertentu, yang punya bakat mengalami gangguan asam urat. Jika mengonsumsi makanan ini tanpa perhitungan, jumlah purin dalam tubuhnya dapat melewati ambang batas normal. Beberapa jenis makanan dan minuman yang diketahui bisa meningkatkan kadar asam urat adalah alkohol, ikan hearing, telur, dan jeroan. Ikan hearing atau sejenisnya (sarden), dan jeroan merupakan sumber senyawa sangat potensial. Yang tergolong jeroan bukan saja usus melainkan semua bagian lain yang terdapatdalam perut hewan ±seperti hati, jantung, babat, dan limfa.
Konsumsi jeroan memperberat kerja enzim hipoksantin untuk mengolah purin. Akibatnya banyak sisa asam urat di dalam darahnya, yang berbentuk butiran dan mengumpul di sekitar sendi sehingga menimbulkan rasasangat sakit. Jeroan memang merupakan salah satu hidangan menggiurkan, diantaranya soto babat, sambal hati, sate jantung, dan kerupuk limfa. Tetapi salahsatu dampaknya, jika tubuh kelebihan senyawa purin maka si empunya dirimengalami sakit pada persendian.

B. Rumusan Masalah
1.         apakah pengertian dari gout?
2.         Bagaimana etiologi dari gout?
3.         Apa saja klasifikasi dari gout?
4.         Bagaimana manifestasi klinis dari Gout?
5.         Bagaimana patofisiologi dari Gout?
6.         Bagaimana pemeriksaan penunjang dari gout?
7.         Bagaimana pemeriksaan fisik dari gout?
8.         Bagaimana penatalaksanaan medis dari gout?
9.         Bagaimana penatalaksanaan keperawatan dari gout?
10.     Bagaimana komplikasi pada gout?
11.     Bagimana asuhan keperawatan pada penyakit gout?
           
B.      Tujuan Penulisan
 1.       Untuk Mengetahui Pengertian
2.      Untuk mengetahui Etiologi
3.      Untuk Mengetahui Klasifikasi
4.      Untuk mengetahui Manifestasi Klinis
5.      Untuk Mengetahui Patofisiologi
6.      Untuk mengetahui Pemeriksaan Penunjang
7.      Untuk mengetahui Pemeriksaan Fisik
8.      Untuk mengetahui Penatalaksanaan Medis
9.      Untuk mengetahui Penatalaksanaan keperawatan
10.    Untuk mengetahui Komplikasi
11.    Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan




C. Manfaat penulisan          
Setelah menyelesaikan makalah ini diharapkan kami sebagai mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai penyebab serta upaya pencegahan penyakit Gout agar terciptanya kesehatan masyarakat yang lebih baik. Bagi pembaca diharapkan agar pembaca dapat mengetahui tentang Gout lebih dalam sehingga dapat mencegah serta mengantisipasi diri dari penyakit Gout. Bagi petugas kesehatan diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi dalam penanganan Gout sehingga dapat meningkatkan pelayanan keperawatan yang baik. Bagi institusi kesehatan dapat menambah informasi tentang Gout sehingga tercipta proses belajar mengajar yang efektif.
















BAB II
PEMBAHASAN
A.      Gout
1.      Definisi
Gout Artritis adalah sekelompok penyakit yang terjadi akibat deposit kristal monosodium urat di jaringan. Deposit ini berasal dari cairan ekstra seluler yang sudah mengalami supersarurasi dari hasil akhir metabolisme purin yaitu asam urat(Aru W.Sudoyo. 2009).
Gout Artritis adalah gangguan metabolisme asam urat yang ditandai dengan hiperurisemia dan deposit kristal urat dalam jaringan sendi, menyebabkan serangan akut (Hendarto Natadidjaja.1999).
Penyakit Gout adalah penyakit akibat gangguan metabolisme purin yang ditandai dengan hiperurisemia dan serangan sinovitis akut berulang-ulang. Kelainan ini berkaitan dengan penimbunan kristal urat monohidrat monosidium dan pada tahap yang lebih lanjut terjadi degenerasi tulang rawan sendi. Insiden penyakit gout sebesar 1-2%, terutama terjadi pada usia 30-40 tahun dan 20 kali lebih sering pada pria daripada wanita. Penyakit ini menyerang sendi tangan dan bagian metatarsofalangeal kaki (Muttaqin, 2008).
Gout adalah penyakit metebolik yang ditandai dengan penumpukan asam urat yang nyeri pada tulang sendi, sangat sering ditemukan pada kaki bagian atas, pergelangan dan kaki bagian tengah. (Merkie, Carrie. 2005).Gout merupakan penyakit metabolic yang ditandai oleh penumpukan asam urat yang menyebabkan nyeri pada sendi. (Moreau, David. 2005;407).
Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berhubungandengan defek genetic pada metabolism purin atau hiperuricemia. (Brunner &Suddarth. 2001;1810).
Jadi dapat disimpulkan Gout Artritis (asam urat)adalah suatu penyakit gangguan metabolik dimana tubuh tidak dapat mengontrol asam urat sehingga terjadi penumpukan asam urat yang menyebabkan rasa nyeri pada tulang dan sendi.




2.      Etiologi
Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit / penimbunan kristal asam urat dalam sendi. Penimbunan asam urat sering terjadi pada penyakit dengan metabolisme asam urat abnormal dan kelainan metabolik dalam pembentukan purin dan ekskresi asam urat yang kurang dari ginjal.Beberapa factor lain yang mendukung, seperti:
a.       Faktor genetik seperti gangguan metabolisme purin yang menyebabkan asam urat berlebihan (hiperuricemia), retensi asam urat, atau keduanya.
b.      Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas, diabetes mellitus, hipertensi, gangguan ginjal yang akan menyebabkan pemecahan asam yang dapat menyebabkan hiperuricemia.
c.       Karena penggunaan obat-obatan yang menurunkan ekskresi asam urat sepertiaspirin, diuretic, levodopa, diazoksid, asam nikotinat, aseta zolamid dan etambutol.
d.      Mengkomsumsi makanan yang  mengandung kadar purin yang tinggi adalah jeroan yang dapat ditemukan pada hewan misalnya sapi, kambing dan kerbau.

3.      Klasifikasi
3 klasifikasi berdasarkan manifestasi klinik:
1.      Stadium artritis gout akut
Pada tahap ini penderita akan mengalami serangan artritis yang khas dan serangan tersebut akan menghilang tanpa pengobatan dalam waktu 5 – 7 hari. Karena cepat menghilang, maka sering penderita menduga kakinya keseleo atau kena infeksi sehingga tidak menduga terkena penyakit gout dan tidak melakukan pemeriksaan lanjutan. Pada serangan akut yang tidak berat, keluhan-keluhan dapat hilang dalam beberapa jam atau hari. Pada serangan akut berat dapat sembuh dalam beberapa hari sampai beberapa minggu.
Faktor pencetus serangan akut antara lain berupa trauma lokal, diet tinggi purin, kelelahan fisik, stres, tindakan operasi, pemakaian obat diuretik atau penurunan dan peningkatan asam urat.



2.      Stadium interkritikal
Pada keadaan ini penderita dalam keadaan sehat selama jangka waktu tertentu. Jangka waktu antara seseorang dan orang lainnya berbeda. Ada yang hanya satu tahun, ada pula yang sampai 10 tahun, tetapi rata-rata berkisar 1 – 2 tahun. Panjangnya jangka waktu tahap ini menyebabkan seseorang lupa bahwa ia pernah menderita serangan artritis gout atau menyangka serangan pertama kali dahulu tak ada hubungannya dengan penyakit gout.
Walaupun secara klinik tidak didapatkan tanda-tanda akut, namun pada aspirasi sendi ditemukan kristal urat. Hal ini menunjukkan bahwa proses peradangan tetap berlanjut, walaupun tanpa keluhan. Dengan  manajemen yang tidak baik , maka keadaan interkritik akan berlajut menjadi stadium dengan pembentukan tofi.
3.      Stadium artritis gout menahun (kronik)
Tahap ketiga disebut sebagai tahap artritis gout kronik bertofus. Tahap ini terjadi bila penderita telah menderita sakit selama 10 tahun atau lebih. Pada tahap ini akan terjadi benjolan-benjolan di sekitar sendi yang sering meradang yang disebut sebagai tofus. Tofus ini berupa benjolan keras yang berisi serbuk seperti kapur yang merupakan deposit dari kristal monosodium urat. Tofus ini akan mengakibatkan kerusakan pada sendi dan tulang di sekitarnya. Pada stadium ini kadang-kadang disertai batu saluran kemih. pirai menahun dan berat, yang menyebabkan terjadinya kelainan bentuk sendi.
Pengendapan kristal urat di dalam sendi dan tendon terus berlanjut dan menyebabkan kerusakan yang akan membatasi pergerakan sendi. Benjolan keras dari kristal urat (tofi) diendapkan di bawah kulit di sekitar sendi. Tofi juga bisa terbentuk di dalam ginjal dan organ lainnya, dibawah kulit telinga atau di sekitar sikut. Jika tidak diobati, tofi pada tangan dan kaki bisa pecah dan mengeluarkan massa kristal yang menyerupai kapur.
            Klasifikasi berdasarkan penyebabnya:
1.      Gout primer
Gout primer merupakan akibat langsung pembentukan asam urat berlebihan, penurunan ekskresi asam urat melalui ginjal.
2.      Gout sekunder
Gout sekunder disebabkan oleh penyakit maupun obat-obatan.
a.       Obat-obatan
Salisilat dosis rendah, diuretik, pyrazinamide(obat TBC), levodopa (obat parkinson), asam nikotinat,ethambutol.
b.      Penyakit lain
Insufisiensi ginjal: gagal ginjal adalah salah satu penyebab yang lebih lazim hiperusemia. Pada gagal ginjal kronikkdar asam urat pada umumnya tidak akan meningkat sampai kretinie clearance kurang dari 20 mL/menit, kecuali bila ada faktor-faktor lain yang berperan. Pada kelainan ginjal tertentu, seperti nefpropati karena keracunan timbal menahun, hiperusemia umumnya telah dapat diamati bahkan dengan insufisiensi ginjal yang minimal.

4.      Manifestasi Klinis
Secara klinis ditandai dengan adanya arthritis, tofi, dan batu ginjal. Daerah khas yang sering mendapat serangan adalah pangkal ibu jari kaki sebelah dalam, disebut podagra.
Gejala lain dari artritis pirai akut adalah demam, menggigil, perasaan tidak enak badan dan denyut jantung yang cepat,.sendi bengkak, kemerahan, nyeri hebat, panas dan gangguan gerak dari sendi yang terserang yang terjadi mendadak (akut).
Manifestasi klinik gout terdiri dari artritis gout akut, interkritikal gout, dan gout menahun (kronik) dengan tofi. Ketiga stadium ini merupakan stadium yang klasik dan didapat deposisi yang progresif kristal urat.
Serangan gout biasanya timbul mendadak pada malam hari pada satu tempat (biasanya sendi pangkal ibu jari kaki). Pada saat serangan, daerah sekitar sendi tersebut menjadi panas, merah, bengkak, dan keras. Dapat juga disertai demam. Nyerinya, yang dapat sangat hebat biasanya mencapai puncaknya dalam 24 jam.

5.      Patofisiologi
Peningkatan kadar asam urat serum dapat disebabkan oleh pembentukan berlebihan atau penurunan eksresi asam urat, ataupun keduanya. Asam urat adalah produk akhir metabolisme purin. Secara normal, metabolisme purin menjadi asam urat dapat diterangkan sebagai berikut:
Sintesis purin melibatkan dua jalur, yaitu jalur de novo dan jalur penghematan (salvage pathway).
1.                  Jalur de novo melibatkan sintesis purin dan kemudian asam urat melalui prekursor nonpurin. Substrat awalnya adalah ribosa-5-fosfat, yang diubah melalui serangkaian zat antara menjadi nukleotida purin (asam inosinat, asam guanilat, asam adenilat). Jalur ini dikendalikan oleh serangkaian mekanisme yang kompleks, dan terdapat beberapa enzim yang mempercepat reaksi yaitu: 5-fosforibosilpirofosfat (PRPP) sintetase dan amidofosforibosiltransferase (amido-PRT). Terdapat suatu mekanisme inhibisi umpan balik oleh nukleotida purin yang terbentuk, yang fungsinya untuk mencegah pembentukan yang berlebihan.
2.                  Jalur penghematan adalah jalur pembentukan nukleotida purin melalui basa purin bebasnya, pemecahan asam nukleat, atau asupan makanan. Jalur ini tidak melalui zat-zat perantara seperti pada jalur de novo. Basa purin bebas (adenin, guanin, hipoxantin) berkondensasi dengan PRPP untuk membentuk prekursor nukleotida purin dari asam urat. Reaksi ini dikatalisis oleh dua enzim: hipoxantin guanin fosforibosiltransferase (HGPRT) dan adenin fosforibosiltransferase (APRT).
Asam urat yang terbentuk dari hasil metabolisme purin akan difiltrasi secara bebas oleh glomerulus dan diresorpsi di tubulus proksimal ginjal. Sebagian kecil asam urat yang diresorpsi kemudian diekskresikan di nefron distal dan dikeluarkan melalui urin.

6.      Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan Laboratorium
1)   Didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah yaitu = > 6 mg % normalnya pada pria 8 mg% dan pada wanita 7 mg%.
2)   Pemeriksaan cairan tofi sangat penting untuk pemeriksaan diagnosa yaitu cairan berwarna putih seperti susu dan sangat kental sekali.
3)   Pemeriksaan darah lengkap
4)   Pemeriksaan ureua dan kratinin
a.    kadar  ureua darah normal : 5-20 ,mg/dl
b.   kadar kratinin darah normal :0,5-1 mg/dl

7.      Pemeriksaan Fisik
a.         B1(Breathing)
Inspeksi: bila tidak melibatkan sistem pernapasan,biasanya ditemukan kesimetrisan rongga dada, klien tidak sesak napas, tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan.
Palpasi: taktil fremitus seimbang kiri dan kanan
Perkusi : Suara resona pada seluruh lapang paru
Auskultasi : suara napas hilang/melemah pada sisi yang sakit, biasanya di dapat suara ronki atau mengi.
b.         B2 (Blood): pengisian kapiler kurang dari 1 detik,sering ditemukan keringat dingin,dan pusing karena nyeri.
c.         B3 (Brain): kesadaran biasanya kompos mentias
kepala dan wajah             : ada sianosis
mata                                 : sclera biasanya tidak ikterik
leher                                 : biasanya JVP dalam batas normal
d.        B4 (Blader) : produksi urin biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada sistem perkemihan , kecuali penyakit gout sudah mengalami komplikasi ke ginjal berupa pielonefritis, batu asam urat ,dan GGK yang akan menimbulka perubahan fungsi pada sistem ini
e.         B5 (bowel) : kebutuhan eliminasi pada kasus gout tidak ada gangguan, tetapi perlu dikaji frekuensi, konsistensi,warna, serta nbau feses. Selain itu perlu di kaji frekiensi, konstitensi, warna, bau, dan jumlah urine. Klien biasanya mual,mengalami nyeri lambung,dan tidak ada nafsu makan, terutama klien yang memakai obat analgesik dan anti hiperurisemia
f.          B6 (Bone) :  pada pengkajian ini ditemukan
Look          : keluhan nyeri sendi yang merupakan keluhan utama yang mendorong klien mencari pertolongan (meskipun sebelumnya sendi sudah kaku dan berubah bentuknya). Nyeri biasaya bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu kadang menimbulkan nyeri yang lebih dibandingkan dengan gerakan yag lain. Deformitas sendi (temuan tofus) terjadi dengan temuan salah satu pergelangan sendi secara perlahan membesar
Feel          : ada nyeri tekan pada sendi yang membengkak
Move        : hambatan gerahan sendi biasanya semakin memberat.
8. Penatalaksanaan Medis
Fase akut.
Obat yang digunakan :
a)         Colchicine (0,6 mg)
Kolkisin adalah suatu agen anti radang yang biasanya dipakai untuk mengobati serangangout akut, dan unluk mencegah serangan gout Akut di kemudian hari. Obat ini jugadapat digunakan sebagai sarana diagnosis.Pengobatan serangan akut biasanya tablet 0,5mg setiap jam, sampai gejala-gejala serangan Akut dapat dikurangi atau kalau ternyata dari berat pasien bersangkutan. Beberapa pasien mengalami rasa mual yang hebat,muntah-muntah dan diarhea, dan pada keadaan ini pemberian obat harus dihentikan.
b)        Fenilbutazon.
Fenilbutazon, suatu agen anti radang, dapat juga digunakan unluk mengobati artritis gout akut. Tetapi, karena fenilbutazon menimbulkan efek samping, maka kolkisin digunakan sebagai terapi pencegahan. Indometasin juga cukup efektif.
c)         Indometasin ( 50 mg 3 X sehari selama 4-7 hari)
Pengobatan jangka panjang terhadap hyperuricemia untuk mencegah komplikasi.
a.         Golongan urikosurik
                         i.          Probenasid, adalah jenis obat yang berfungsi menurunkan asam urat dalam  serum.
                       ii.          Sulfinpirazon, merupakan dirivat pirazolon dosis 200-400 mg perhari.
                     iii.          Azapropazon, dosisi sehari 4 X 300 mg.
                     iv.          Benzbromaron.
b.        Inhibitor xantin (alopurinol).
Adalah suatu inhibitor oksidase poten, bekerja mencegah konversi hipoxantin menjadi xantin, dan konversi xantin menjadi asam urat.
Dilakukan pembedahan
Jika ada tofi yang sudah mengganggu gerakan sendi,karena tofi tersebut sudah terlalu besar.
Obat lain yang berguna untuk terapi penunjang atau terapi pencegahan seperti:
Alopurinol dapat mengurangi pembentukan asamb urat. Dosis 100-400 mg per hari dapat menurunkan kadar asam urat serum. Probenesid dan Sulfinpirazin merupakan agen urikosurik, artinya mereka dapat menghambat proses reabsorpsi urat oleh tubulus ginjal dan dengan dernikian meningkatkan ekskresi asam urat. Pemeriksaan kadar asam urat serum berguna untuk menentukan etektivitas suatu terapi.

9.        Penatalaksanaan Keperawatan
a. Diet rendah purin.
Hindarkan alkohol dan makanan tinggi purin (hati, ginjal, ikan sarden, daging kambing) serta banyak minum.
b. Tirah baring.
Merupakan suatu keharusan dan di teruskan sampai 24 jam setelah serangan menghilang. Gout dapat kambuh bila terlalu cepat bergerak.
c.    Latihan Fisik
Mengajak  klien melakukan latihan ROM, gerak aktif  pada ekstremitas yang tidak sakit dan  melakukan perawatan diri.

10.    Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi akibat gout arthritis antara lain :
a.       Erosi, deformitas dan ketidakmampuan aktivitas karena inflamasi kronis dan tofi yang menyebabkan degenerasi sendi.
b.      Hipertensi dan albuminuria.
c.       Kerusakan tubuler ginjal yang menyebabkan gagal ginjal kronik.













BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A.    PENGKAJIAN

1.         Tanyakan keluhan nyeri yang terjadi, biasanya pada ibu jari kaki atau pada sendi-sendi lain. Bagaimana gejala awalnya dan bagaimana klien menanggulanginya, adakah riwayat gout dalam keluarga. Obat-obatan yang diperoleh
2.         Tentukan apakah ada nyeri saat digerakkan, bengkak, dan kemerahan, demam subfebris, periksa adanya nodul diatas sendi.
3.         Kaji adanya kecemasan dan ketakutan dalam melakukan aktivitas dan masalah-masalah yang terkait dengan psikososialnya.
4.         Pemeriksaan diagnostik
a.      Asam urat meningkat
b.      Sel darah putih dan sedimentasi eritrosit meningkat (selama fase akut)
c.      Pada aspirasi sendi ditemukan aam urat
d.     Pemeriksaan urin
e.      Rontgen
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
  1. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit
  2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri persendian
  3. kurang pengetahuan tentang pengobatan dan perawatan dirumah berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit

C. PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI

No
Diagnosa Keperawatan
Perencanaan
Tujuan
Intervensi dan Rasioanl
1
Nyeri b.d proses penyakit
Rasa nyaman klien terpenuhi atau terhindar dari nyeri
  1. Berikan posisi yang nyaman, sendi yang nyeri (kaki) diistirahatkan dan diberikan bantalan. Istirahat dapat menurunkan metabolisme setempat dan mengurangi pergerakan sendi yang terjadi.
  2. Berikan kompres hangat atau dingin yang dapat memberikan efek vasodilatasi . keduanya mempunyai efek  membantu pengeluaran endorfin dan dingindapat menghambat impuls-impuls nyeri
  3. Cegahlah agar tidak terjadi iritasi pada tofi misal menghindari penggunaan sepatu yang sempit, terantuk pada benda yang keras. Bila terjadi iritasi maka akan semakin nyeri, apabila terjadi luka akibat tofi yang pecah maka rawatlah secara steril dan juga perawatan drain yang terpasang pada luka
  4. Berikan obat-obatan sesuai dengan resep dokter dan amati efek samping obat-obatan tersebut
2
Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri persendian
Klien akan meningkatkan aktivitasnya sesuai dengan kemampuan
  1. Tingkatkan aktivitas klien bila nyeri dan bengkak telah berkurang
  2. lakukan ambulasi dengan bantuan misal dengan menggunakan walker atau tongkat.
  3. lakukan latihan ROM secara hati-hati pada sendi yang terkena gout karena bila dimobilisasi terus menerus akan menurunkan fungsi sendi.
  4. usahakan untuk meningkatkan kembali pada aktivitas yang normal.
3
Kurang pengaetahuan tentang pengobatan dan perawatan dirumah
Klien dan keluarga dapat memahami penggunaan obat dan perawatan dirumah
  1. Berikan jadwal obat yang harus digunakan meliputi nama obat, dosis, tujuan dan efek samping. Penjelasan ini dapat meningkatkankoordinasi dan kesadaran klien terhadap pengobatan yang teratur.
  2. diskusikan tentang pentingnya diit yang terkontrol, misal dengan menghindari makanan tinggi purin seperti hati, ginjal, sarden. Program latihan dan istirahat yang teratur perlu dibicarakan

D. EVALUASI
  1. Tidak terjadi komplikasi
  2. Nyeri terkontrol
  3. Tidak terjadi efek samping akibat obat-obatan yang digunakan
  4. Memahami jadwal pengobatan dan perawatan di rumah












BAB IV
PENUTUP
A.           KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut : 
a. Asam urat adalah hasil akhir dari katabolisme (pemecahan) purin. Purin adalah salah satu kelompok struktur kimia pembentuk DNA.
b. Asam urat dikeluarkan dalam tubuh melalui feses (kotoran) dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat yang ada menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh. Hal lain yang dapat meningkatkan kadar asam urat adalah kita terlalu banyak mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung banyak purin. Asam urat yang berlebih selanjutnya akan terkumpul pada persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak. 
c. Gejala Asam Urat seperti ; kesemutan dan linu, nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur, sendi yang terkena asam urat terlihat bengkak, kemerahan, panas dan nyeri luar biasa pada malam dan pagi.

B.            SARAN
Pada kesempatan ini penulis akan mengemukakan beberapa saran sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi usaha peningkatan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang akan datang, diantaranya :
 1.      Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat mengetahui atau mengerti tentang rencana keperawatan pada pasien dengan rheumatoid artritis, pendokumentasian harus jelas dan dapat menjalin hubungan yang baik dengan klien dan keluarga.
           2.      Dalam rangka mengatasi masalah resiko injuri pada klien dengan rheumatoid artritis maka tugas perawat yang utama adalah sering mengobservasi akan kebutuhan klien yang mengalami rheumatoid artritis.
          3.     Untuk perawat diharapkan mampu menciptakan hubungan yang harmonis dengan  keluarga sehingga keluarga diharapkan mampu membantu dan memotivasi klien dalam proses penyembuhan.