Senin, 09 Mei 2016

akep Nistagmus

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang   
Nistagmus adalah osilasi ritmik repetitif yang involunter satu atau keduamata di satu atau semua lapang pandangan. Dapat berupa kongenital atau yang didapat, yang mengenai seluruh usia. Penelitian di menunjukkan bahwa prevalensinistagmus sebanyak 24 per 10,000 populasi. Pada kelompok umur 18 tahun kebawah, prevalensi nistagmus sebesar 16.6 per 10,000 populasi terutama sebagianbesar nistagmus berhubungan dengan albinisme. Pada kelompok dewasa,prevalensi diperkirakan 26.5 per 10,000 dengan kelompok terbesar yangberhubungan dengan penyakit neurologi.
Nistagmus dapat terjadi karena proses fisiologis maupun patologis.Nistagmus fisiologis dapat timbul akibat rotasi okuler dalam upaya memfiksasi gambar tepat pada retina dan mempertahankan pandangan yang jelas. Yang termasuk nistagmus fisiologis adalah nistagmus “end-gaze”, nistagmus optokinetik,nistagmus refleks vestibulo-okuler. Sedangkan, nistagmus patologis merupakan nistagmus yang mengakibatkan kelebihan gerakan pada gambar retina yang menetap yang menurunkan ketajaman penglihatan dan menghasilkan gerakan-gerakan objek khayalan (osilopsia).
Kelompok utama pada nistagmus kongenital adalah nistagmus kongenital dengan kelainan sensorik, tanpa kelainan sensorik, nistagmus laten dan nistagmuslaten yang bermanifestasi. Sedangkan, kelompok nistagmus yang didapat, terjadi terutama pada kelainan neurologi dan vestibular. Terkecuali nistagmus vestibuler,yang paling sering disebabkan disfungsi kanalis semisirkularis telinga dalam,nistagmus sering diakibatkan dari perkembangan abnormal atau malfungsipatologi dari area pada otak yang mengontrol pergerakan mata dan stabilitasposisi mata atau kelainan jalur aferen.
Bentuk gelombang nistagmus dapat berupa pendular, dimana gerakan-gerakan di setiap arah memiliki kecepatan, amplitudo, dan durasi yang sama.Bentuk gekombang yang lain mungkin menyentak, dimana gerakan lambat di satu arah diikuti oleh gerakan korektif cepat untuk kembali ke posisi semula(komponen cepat).
Distribusi nistagmus di antara kelompok etnik menunjukkan proporsi yanglebih tinggi pada populasi Kaukasian dibandingkan dengan Asia dan populasi Negro.
Pada suatu penelitian retrospektif, pada populasi 70,000 anak, prevalensidari klinis nistagmus ditemukan 1 pada 2859 anak. Bagaimanapun juga, penelitianlain melaporkan insiden per tahun yakni 1 dalam 350 sampai 1 dalam 6550.Kejadian nistagmus pada populasi anak strabismik lebih tinggi, sampai 50%.
Mengingat bahwa nistagmus merupakan penyakit neurooftalmologi yanglumayan sering terjadi pada anak-anak, maka dari itu, penulisan makalah inidibuat untuk memberikan informasi tentang gambaran nistagmus, klasifikasi,etiologi, patofisiologi, tatalaksana dan mengetahui prognosisnya.



1.1.Rumusan Masalah














BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi
Nystagmus adalah suatu kondisi di mana visi mata membuat berulang-ulang, gerakan yang tidak terkendali, sering mengakibatkan berkurangnya penglihatan. Gerakan-gerakan ini mata disengaja dapat terjadi dari kiri ke kanan (horizontal nystagmus), dari atas ke bawah (vertical nystagmus), atau dalam pola memutar (rotary nystagmus). Akibatnya, kedua mata tidak dapat terus stabil pada objek yang dilihat. Gerakan ini bisa cepat atau lambat, dan biasanya si penderita tidak sadar kalau matanya bergerak secara hebat. Sebab di dalam penglihatan si penderita, gambar yang terlihat tidak bergerak secara hebat, hanya saja penglihatannya sedikit kabur. Nystagmus bisa disertai dengan posisi kepala yang tidak biasa, penderita biasanya sedikit mengangguk atau memiringkan kepala dalam upaya untuk mengimbangi kondisi tersebut.
Nystagmus dapat diwariskan dan muncul pada anak usia dini atau berkembang di kemudian hari karena kecelakaan atau sakit. Umumnya, nystagmus adalah gejala dari beberapa mata yang mendasari lain atau masalah medis. Namun, penyebab pastinya seringkali tidak diketahui.
Orang dengan nystagmus mungkin mengalami penurunan ketajaman visual. Mereka juga mungkin memiliki masalah dengan persepsi kedalaman yang dapat mempengaruhi keseimbangan dan koordinasi mereka. Nystagmus dapat diperburuk oleh kelelahan dan stres.
Kebanyakan individu dengan nystagmus dapat mengurangi keparahan gerakan mata yang tidak terkendali dan memperbaiki penglihatan dengan posisi mata mereka untuk melihat ke satu sisi. Ini disebut “ titik nol ” di mana paling sedikit nystagmus jelas. Untuk mencapai hal ini mereka mungkin perlu untuk mengadopsi postur kepala tertentu untuk membuat penggunaan terbaik dari visi mereka.



2.2. Etiologi
Penyebab langsung nystagmus adalah ketidakstabilan dalam sistem motorik yang mengontrol mata. Ada beberapa penyebab yang berbeda dari ketidakstabilan ini, termasuk:
·       Keturunan
·       Pengembangan miskin kontrol mata yang mungkin disebabkan oleh penyakit mata atau masalah visual selama bayi
·       Albinisme (kurangnya pigmentasi kulit)
·       Gangguan mata, seperti degenerasi saraf optik atau astigmatisme parah atau rabun
·       Penyakit tubuh, seperti penyakit Meniere (yang melibatkan masalah keseimbangan), multiple sclerosis, atau stroke
·       Cedera kepala atau melibatkan sistem motorik tubuh
·       Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti obat anti kejang atau lithium
·       Alkohol atau penggunaan narkoba
·       Masalah telinga bagian dalam, seperti infeksi atau iritasi
1. Awal onset nystagmus: Pediatric nystagmus mungkin disebabkan oleh masalah dengan mata atau jalur visual terkemuka dari otak ke mata. Jenis nystagmus biasanya pertama yang diamati antara 6 minggu dan 8 minggu umur dan dapat dikaitkan dengan albinisme, saraf optik masalah atau masalah retina katarak kecil, coloboma. Ada kemungkinan menjadi faktor genetik dan dalam kenyataannya dokter baru-baru ini mengumumkan sebuah terobosan dalam penemuan gen yang terkait dengan nystagmus yang memegang janji besar untuk perawatan masa depan. Banyak pasien tidak memiliki mata apapun, otak atau masalah kesehatan lainnya dan dalam kasus-kasus kondisi ini dikenal sebagai nystagmus idiopatik bawaan (yang berarti bahwa nystagmus dimulai awal dan penyebabnya tidak diketahui). Nystagmus yang terkait dengan albinisme memiliki karakteristik yang mirip dengan nystagmus idiopatik tetapi biasanya tidak hadir sampai setelah usia 2 bulan. Nystagmus juga dapat ditemukan pada anak-anak dengan sindrom Downs.
2.  Acquired nystagmus: Nystagmus dapat diperoleh di kemudian hari karena disfungsi saraf seperti cedera kepala, multiple sclerosis atau tumor otak. Nystagmus juga bisa disebabkan oleh lesi di otak kecil, daerah batang otak tempat saraf kranial vestibular timbul atau lebih di sepanjang jalur vestibular Nystagmus bisa warisan ataupun akibat dari masalah sensorik atau neurologis. Nystagmus sering terjadi dengan kondisi mata seperti katarak kecil, albinisme, atrofi saraf optik, coloboma, dll. Dalam beberapa kasus nystagmus terjadi untuk alasan yang tak dikenal (idiopatik). Hal ini juga dapat berkembang di kemudian hari kadang-kadang sebagai akibat dari kecelakaan atau penyakit (misalnya multiple sclerosis atau stroke), terutama yang mempengaruhi sistem motor, ketika itu dikenal sebagai nistagmus acquired. Gerakan mata yang abnormal menunjukkan adanya kelainan fungsi di telinga bagian dalam atau saraf yang menghubungkannya dengan otak.


2.3. Patofisiologi
Nistagmus merupakan indikator yang bermanfaat dari malfungsi vestibular pada pasien dengan vertigo. Berikut diuraikan tinjauan beberapa fungsi fisiologis nistagmus untuk memperjelasinterpretasinya, yaitu:
1.         Nistagmus akibat refleks kanalis semisirkularis-okuler. Inhibisi kanal menimbulkan gerakan mata ke arah bidang kanal dan sebaliknya, eksitasi kanal menimbulkan gerakan mata menjauhi bidang kanal. Ketidaksamaan input jaras vestibulo-okuler secara mendadak akan menimbulkan deviasi mata lambat akibat induksi vestibular yang diselingi oleh gerakan korektif cepat yang dikontrol oleh korteks serebri ke arah yang berlawanan (nistagmus).
2.                   Nistagmus pada gangguan labirin. Tipenya adalah nistagmus unidireksional, terjadi pada gangguan vestibular perifer unilateralakut (gangguan labirin), yang umumnya berupa inhibisi satu ataulebih kanalis semisirkularis. Pada keadaan ini fase lambat bergerak ke arah Telinga yang terkena, dan fase cepat ke arah berlawanandari telinga yang terganggu. Nistagmus bersifat horizontal ataurotatoar; intensitas meningkat bila mata ber deviasi ke arahkomponen cepat (yaitu ke arah telinga normal). Pasien mengalamisensasi lingkungan berputar pada arah komponen cepat nistagmus atau badannya sendiri berputar pada arah komponen lambat.Mereka cenderung salah tunjuk arah, fase lambat nistagmus (kearah telinga yang terganggu).
3.         Nistagmus sentral. Nistagmus multidireksional (nistagmus yang berubah arah pada berbagai arah pandangan) lebih seringditemukan pada intoksikasi obat atau gangguan fosa posterior batang otak. Nistagmus vertikal (ke atas atau ke bawah) hampir selalu patognomonik dari kelainan batang otak atau serebelum bagian tengah.

2.4.  Manifestasi Klinis
a.       Pusing
b.      Penglihatan kabur
c.       Kelemahan wajah
d.      Gangguang keseimbangan
e.       Gangguan pendengaran
2.5.  Pemeriksaan Diagnostik
Beberapa tes digunakan untuk mendiagnosa atau mengesampingkan berbagai jenis nystagmus. Seorang individu mungkin diminta untuk melihat ke berbagai arah pada perintah (perintah gerakan) untuk menguji gerakan mata dan fiksasi. Individu mungkin akan diminta untuk menahan kepala masih sewaktu menggunakan mata untuk mengikuti sasaran yang bergerak (mengejar tes sistem). Dalam tes nystagmus atau OKN optokinetic, individu memegang kepala masih sementara target menonton bergerak secara bersamaan dalam arah yang berbeda. OKN pengujian membantu mendiagnosa nystagmus kongenital dan dapat menunjukkan apakah gerakan okular biasa masih utuh. Tes gerakan lain mata (electronystagmography atau ENG) diarahkan untuk menemukan keseimbangan mungkin dan orientasi (sistem vestibular) kelainan atau disfungsi saraf. Manuver “kepala uji Doll” atau oculocephalic sebagian melibatkan memiliki pasien menggerakkan kepala dalam satu arah sementara mata memutar dalam arah yang berlawanan. Tes ini menilai apakah bagian dari batang otak yang terlibat dalam transmisi gerakan mata masih berfungsi. Pengujian kalori yang digunakan pada sistem vestibular dan mengevaluasi bagaimana mata bereaksi ketika air hangat atau air es dituangkan ke satu telinga sekaligus. Neuroimaging pengujian dilakukan (MRI atau CT) untuk menentukan apakah nystagmus yang diperoleh mungkin melibatkan saraf utama (saraf kranial kedelapan) atau batang otak yang mempengaruhi jalur keseimbangan. Jika keracunan obat diduga, tingkat darah obat dan pengujian untuk penggunaan narkoba ilegal dapat diindikasikan.

2.4    Komplikasi
Ketidakmampuan untuk menahan tatapan stabil hampir selalu menyebabkan beberapa kehilangan ketajaman visual. Persepsi bahwa benda-benda diam bergerak (oscillopsia) dan hilangnya persepsi kedalaman dapat menyebabkan individu dengan nystagmus kehilangan keseimbangan atau tampak canggung. Nystagmus yang datang tiba-tiba seperti dengan infeksi virus telinga bagian dalam (labyrinthitis virus) sering dikaitkan dengan mual dan muntah.

2.5    Penatalaksanaan
Nystagmus bawaan secara tradisional dipandang sebagai non-diobati, namun obat-obatan telah ditemukan dalam beberapa tahun terakhir yang menunjukkan janji pada beberapa pasien. Pada tahun 1980, para peneliti menemukan bahwa obat yang disebut baclofen efektif bisa berhenti periodik bolak nystagmus. Selanjutnya gabapentin, antikonvulsan, ditemukan menyebabkan peningkatan sekitar setengah pasien yang menerima itu untuk meredakan gejala nistagmus. Obat lain ditemukan efektif terhadap nystagmus pada beberapa pasien termasuk memantine, levetiracetam, diaminopyridine, aminopyridine, dan acetazolamide. Beberapa pendekatan terapi, seperti lensa kontak, obat, operasi. , dan rehabilitasi low vision juga telah diusulkan.
Nystagmus disebabkan oleh toksisitas obat dapat mengatasi ketika dosis obat dikurangi atau obat dihentikan. Perawatan termasuk lensa korektif, prisma atau operasi dapat membantu meningkatkan ketajaman visual, meningkatkan penampilan individu, dan atau mengurangi nystagmus.
Karena lensa kontak bergerak dengan mata, mereka memungkinkan mata untuk fokus melalui pusat optik lensa setiap saat dan karena itu lebih efektif daripada kacamata untuk mengoreksi penglihatan jika titik nol ada. Sensasi yang menyertai gerakan kecil dari lensa kontak pada mata telah ditunjukkan dalam beberapa studi untuk membantu mengurangi nystagmus.
Prisma dapat digunakan ketika seseorang memiliki masalah dengan pekerjaan atau mengemudi. Dalam kasus ini, prisma menghilangkan AHP dan meningkatkan ketajaman visual. Para prisma umumnya ditempatkan dengan puncak menuju titik nol dari setiap mata, sehingga mata bergerak ke posisi primer. 
Penggunaan prisma terbatas pada individu dengan visi yang efektif di kedua mata (visi berkenaan dgn teropong). Kekurangan prisma termasuk berat badan meningkat kacamata prisma dan penampilan canggung.
Pembedahan dapat memperbaiki AHP dengan mengarahkan mata ke arah pergeseran kepala. Ini menggeser titik nol ke posisi lurus ke depan. Operasi melibatkan memanjang dan melemahkan empat otot horisontal sekitar mata. Prosedur pembedahan lain memperpendek otot horisontal luar (recti lateral) mata dalam rangka mendorong konvergensi, yang menghambat nystagmus tersebut. Prosedur ini hanya dapat dilakukan pada individu dengan visi berkenaan dgn teropong. Komplikasi dari operasi termasuk over AHP, visi ganda, dan kesulitan menggerakkan mata ke arah tertentu.
Sebuah terapi baru melibatkan suntikan zat beracun (toksin botulinum) ke dalam otot-otot tertentu yang bertanggung jawab untuk memutar mata untuk meminimalkan gerakan abnormal terkait dengan nystagmus. Hasil jangka pendek, dan komplikasi yang terkait dengan perawatan ini termasuk efek buruk pada gerakan mata lain dan kemungkinan perkembangan penglihatan ganda (diplopia) atau kelopak mata terkulai (ptosis).
Tes pendengaran seringkali bisa menentukan adanya kelainan telinga yang mempengaruhi keseimbangan dan pendengaran. Selain itu kita bisa secara pribadi mengadakan terapi rehabilitasi vestibular merupakan terapi fisik untuk menyembuhkan vertigo, Tujuan terapi ini adalah untuk mengurangi pusing, meningkatkan keseimbangan dan mencegah seorang jatuh dengan mengembalikan fungsi sistem vestibular. Pasien melakukan latihan agar otak dapat menyesuaikan dan menggantikan penyebab vertigo. Keberhasilan terapi ini tergantung pada beberapa faktor pasien yang  meliputi usia, fungsi kognitif (memori, kemampuan mengikuti petunjuk, kemampuan koordinasi dan gerak, dan kesehatan pasien secara keseluruhan (termasuk sistem saraf pusat) serta kekuatan fisik. Pasien yang datang ke dokter akan menjalani beberapa latihan yang akan melatih keseimbangan dalam tingkat yang lebih tinggi, meliputi gerakan kepala, gerakan mata dan berjalan. Kita bisa melakukannya dengan bantuan orang lain tapi harus hati - hati dan tidak boleh gegabah.

















BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

Pembahasan kasus
Pengkajian
a.    Identitas
Nama: Ny. A
Umur: 36 tahun
Jenis kelamin: perempuan
Status: menikah
Alamat: Cemara, Surabaya
b.      Riwayat penyakit
Keluhan utama :
Riwayat kesehatan sekarang :
Riwayat penyakit dahulu :
Riwayat kesehatan keluarga :
c.       Pengkajian fungsional
d.      Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik Pemeriksaan mata : mata bergerak atau dalam posisi netral
1.    Mencari adanya strabismus, jika ada keluhan diplopia perlu diperiksadengan kaca Maddox.
2.    Mencari adanya nistagmu
a.    Jika mata dalam keadaan netral dan terjadi nistagmus disebut nistagmus spontan.
b.    Pada saat mata melirik ke kiri, kanan, atas dan bawah, bila adanistagmus disebut nistagmus tatapan.
c.     Nistagmus disebabkan karena kelainan SSP, dengan ciri :
·         Nistagmus pendular : nistagmus yang tidak mempunyai fase cepat atau lambat.
·         Nistagmus vertical yang murni : nistagmus denagan arah gerakan keatas dan bawah.
·         Nistagmus rotatori yang murni : gerakannya berputar
·         Gerakan nistagmoid : gerakan bola mata yang bukan nistagmus sebenarnya tetapi mirip dengan nistagmus.
·         Niatagmus tatapan yang murni : niatagmus yang berubah arahnya bila arah lirikan mata berubah.
3.         Pemeriksaan dengan rangsangan perubahan posisi kepala dan tubuh :
·       Test baring terlentang, baring miring ke kiri, ke kanan dan test baring terlentang dengan kepala menggantung.
Tiap test dilakukan selama 1 menit, dengan kecepatan gerakanperubahan posisi 90º dalam 5 detik sehingga pengaruh daya gravitas ditiadakan.
Ada 3 jenis nistagmus yang dapat ditimbulkan oleh test tersebut dimana nistagmusnya disebut nistagmus posisional :
Tipe     I      :    Nistagmus berubah arah (Direction-changing nystagmus), nistagmus yang arahnya selalu berubah pada setiap perubahan posisikepala.
Tipe II  : Nistagmus yang arahnya tetap (Directional-fixed nystagmus),arah nistagmus tetap saja meskipun ada perubahan-perubahan posisikepala.?
Tipe III : Nistagmus tak menentu (Irregular Nystagmus), responnistagmus yang timbul pada tiap-tiap perubahan posisi kepala berubah-ubah, bergantian tipe I dan II, meskipun rangsangannya tetap sama.
Jika kelainan pada SSP ? Tipe I atau tipe III
Jika kelainan pada system saraf perifer ? Tipe II
4.         Manuver Hallpike : adalah pemeriksaan untuk mencari adanya vertigo/nistagmus possisional paroksismal, diperlukan rangsangan perubahan posisi secara cepat.
·           Penderita duduk di meja kemudian secara cepat disuruh berbaringterlentang dengan kepala menggantung (disangga dengan tanganpemeriksa) di ujung meja dan kepala cepat-cepat disuruh menengok kekiri (10-20º), pertahankan selama 10-15 detik, lihat adanya nistagmusatau tidak. Kemudian kembali lagi ke posisi duduk dan lihat apakah adanistagmus.
·           Ulangi pemeriksaan, tetapi kali ini pasien diminta menengok ke kanan.Orang normal dengan manuver ini tidak timbul nistagmus/vertigo.Bedanya nistagmus paroksismal akibat kelainan perifer atau SSP :
Kelainan perifer Kelainan SSP : onset terlambat (periode laten 2-20 detik) Tidak ada periode laten,nistagmus langsung timbulMasa timbulnya nistagmus sebentar Masa timbulnya nistagmus lama Vertigo (+) Vertigo (-) responnya mudah lelah tidak mudah lelah.
Pemeriksaan keseimbangan : berdiri tegak, berjalan, berjalan di atas jari kaki, berjalan di atas tumitdan berjalan secara tandem.
Duduk di kursi dan angkat kedua lengan serta kedua kaki dengan mata tertutup :
§  Bila ada kelemahan otot terjadi penurunan lengan atau kaki.
§  Bila ada gangguan propioseptif terjadi kenaikan lengan atau kaki.
Diadokokinesis, test jari hidung, test tumit tibia dan test salah tunjuk. Penderita disuruh berdiri dengan mata tertutup, lengan ke depan, bila ada gangguan labirin kiri akan terjadi suatu posisi sebagai berikut :
1.      Mata melirik ke arah kiri (perlahan-lahan = fase lambat), kemudian diikuti dengan gerakan cepat bola mata ke arah kanan. Ini nistagmus ke kanan.
2.      Kepala terputar ke arah kiri
3.      Tubuh terpilin ke kiri
4.      Deviasi kedua lengan ke kiri, bersama dengan kenaikan lengan kanan ke atas dan lengan kiri ke bawah.
5.      Cenderung untuk jatuh ke kiri
6.      Berjalan deviasi ke kiri
Pemeriksaan pendengaran
Miniimal dengan pemeriksaan gerputala untuk membedakan tuli konduksiatau persepsi.


















DAFTAR PUSTAKA
1.      Blekher, T. (1998). "Effect of acupuncture on foveation characteristics in congenital nystagmus". British Journal of Ophthamology. 82:115–120. Accessed May 6th, 2012
2.      Quiros PA, Yee RD. Nyastagmus, saccadic intrusions, and oscillations. In: Yanoff M, Duker JS, Augsburger JJ, eds. Ophthalmology. 3rd ed. Philadelphia, PA: Elsevier Mosby; 2010
3.      Booker JL (2001). "End-position nystagmus as an indicator of ethanol intoxication".
4.      Sarvananthan, N.; Surendran, M.; Roberts, E. O.; Jain, S.; Thomas, S.; Shah, N.; Proudlock, F. A.; Thompson, J. R.; McLean, R. J.; Degg, C.; Woodruff, G.; Gottlob, I. (2009). "The Prevalence of Nystagmus: The Leicestershire Nystagmus Survey".Investigative Ophthalmology & Visual Scienc
5.      Corbett, J (2010)."Memantine/Gabapentin for the treatment of congenital nystagmus".Current neurology and neuroscience reports

6.       Kumar, Anand; Shetty, S; Vijayalakshmi, P; Hertle, RW (Nov–Dec 2011). "Improvement in visual acuity following surgery for correction of head posture in infantile nystagmus syndrome". J Pediatr Ophthalmol Strabismus