BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Nistagmus adalah osilasi ritmik repetitif yang
involunter satu atau keduamata di satu atau semua lapang pandangan. Dapat
berupa kongenital atau yang didapat, yang mengenai seluruh usia. Penelitian di menunjukkan bahwa prevalensinistagmus sebanyak 24 per 10,000 populasi. Pada
kelompok umur 18 tahun kebawah, prevalensi nistagmus sebesar 16.6 per 10,000
populasi terutama sebagianbesar nistagmus berhubungan dengan albinisme. Pada
kelompok dewasa,prevalensi diperkirakan 26.5 per 10,000 dengan kelompok
terbesar yangberhubungan dengan penyakit neurologi.
Nistagmus dapat terjadi karena proses
fisiologis maupun patologis.Nistagmus fisiologis dapat timbul akibat rotasi
okuler dalam upaya memfiksasi gambar tepat pada retina dan mempertahankan
pandangan yang jelas. Yang termasuk nistagmus fisiologis adalah nistagmus
“end-gaze”, nistagmus optokinetik,nistagmus refleks vestibulo-okuler.
Sedangkan, nistagmus patologis merupakan nistagmus yang mengakibatkan kelebihan
gerakan pada gambar retina yang menetap yang menurunkan ketajaman penglihatan
dan menghasilkan gerakan-gerakan objek khayalan (osilopsia).
Kelompok utama
pada nistagmus kongenital adalah nistagmus kongenital dengan kelainan sensorik,
tanpa kelainan sensorik, nistagmus laten dan nistagmuslaten yang bermanifestasi. Sedangkan,
kelompok nistagmus yang didapat, terjadi terutama pada kelainan neurologi dan
vestibular. Terkecuali nistagmus vestibuler,yang paling sering disebabkan
disfungsi kanalis semisirkularis telinga dalam,nistagmus sering diakibatkan
dari perkembangan abnormal atau malfungsipatologi dari area pada otak yang
mengontrol pergerakan mata dan stabilitasposisi mata atau kelainan jalur
aferen.
Bentuk
gelombang nistagmus dapat berupa pendular, dimana gerakan-gerakan di setiap
arah memiliki kecepatan, amplitudo, dan durasi yang sama.Bentuk gekombang yang lain mungkin menyentak,
dimana gerakan lambat di satu arah diikuti oleh gerakan korektif cepat
untuk kembali ke posisi semula(komponen cepat).
Distribusi nistagmus di antara kelompok
etnik menunjukkan proporsi yanglebih tinggi pada populasi Kaukasian
dibandingkan dengan Asia dan populasi Negro.
Pada suatu penelitian retrospektif, pada populasi
70,000 anak, prevalensidari klinis nistagmus ditemukan 1 pada 2859 anak. Bagaimanapun
juga, penelitianlain melaporkan insiden per tahun yakni 1 dalam 350 sampai 1
dalam 6550.Kejadian nistagmus pada populasi anak strabismik lebih tinggi,
sampai 50%.
Mengingat
bahwa nistagmus merupakan penyakit neurooftalmologi yanglumayan sering terjadi
pada anak-anak, maka dari itu, penulisan makalah inidibuat untuk memberikan
informasi tentang gambaran nistagmus, klasifikasi,etiologi, patofisiologi,
tatalaksana dan mengetahui prognosisnya.
1.1.Rumusan
Masalah
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. Definisi
Nystagmus adalah suatu kondisi di
mana visi mata membuat berulang-ulang, gerakan yang tidak terkendali, sering mengakibatkan
berkurangnya penglihatan. Gerakan-gerakan ini mata disengaja dapat terjadi dari kiri ke kanan (horizontal nystagmus), dari atas ke bawah (vertical
nystagmus), atau dalam pola memutar (rotary nystagmus). Akibatnya, kedua mata tidak dapat terus stabil pada objek yang dilihat. Gerakan
ini bisa cepat atau lambat, dan biasanya si penderita tidak sadar kalau matanya
bergerak secara hebat. Sebab di dalam penglihatan si penderita, gambar yang
terlihat tidak bergerak secara hebat, hanya saja penglihatannya sedikit kabur. Nystagmus bisa disertai dengan posisi
kepala yang tidak biasa, penderita biasanya sedikit
mengangguk atau memiringkan kepala dalam upaya untuk mengimbangi kondisi
tersebut.
Nystagmus dapat diwariskan dan
muncul pada anak usia dini atau berkembang di kemudian hari karena kecelakaan atau sakit. Umumnya,
nystagmus adalah gejala dari beberapa mata yang mendasari lain atau masalah
medis. Namun, penyebab pastinya seringkali tidak diketahui.
Orang dengan nystagmus mungkin
mengalami penurunan ketajaman visual. Mereka juga mungkin memiliki masalah
dengan persepsi kedalaman yang dapat mempengaruhi keseimbangan dan koordinasi
mereka. Nystagmus dapat
diperburuk oleh kelelahan dan stres.
Kebanyakan individu dengan
nystagmus dapat mengurangi keparahan gerakan mata yang tidak terkendali dan memperbaiki penglihatan dengan
posisi mata mereka untuk melihat ke satu sisi. Ini disebut “ titik nol ” di mana paling sedikit nystagmus
jelas. Untuk mencapai hal ini mereka mungkin perlu untuk mengadopsi postur
kepala tertentu untuk membuat penggunaan terbaik dari visi mereka.
2.2. Etiologi
Penyebab langsung nystagmus adalah ketidakstabilan
dalam sistem motorik yang mengontrol mata. Ada beberapa penyebab yang berbeda
dari ketidakstabilan ini, termasuk:
·
Keturunan
·
Pengembangan
miskin kontrol mata yang mungkin disebabkan oleh penyakit mata atau masalah
visual selama bayi
·
Albinisme
(kurangnya pigmentasi kulit)
·
Gangguan mata,
seperti degenerasi saraf optik atau astigmatisme parah atau rabun
·
Penyakit tubuh,
seperti penyakit Meniere (yang melibatkan masalah keseimbangan), multiple
sclerosis, atau stroke
·
Cedera kepala
atau melibatkan sistem motorik tubuh
·
Penggunaan
obat-obatan tertentu, seperti obat anti kejang atau lithium
·
Alkohol atau
penggunaan narkoba
·
Masalah telinga
bagian dalam, seperti infeksi atau iritasi
1.
Awal onset nystagmus: Pediatric nystagmus
mungkin disebabkan oleh masalah
dengan mata atau jalur visual terkemuka dari otak ke mata. Jenis nystagmus biasanya pertama yang
diamati antara 6 minggu dan 8 minggu umur dan
dapat dikaitkan dengan albinisme, saraf optik masalah atau masalah retina
katarak kecil, coloboma. Ada kemungkinan menjadi faktor genetik dan dalam kenyataannya dokter baru-baru ini
mengumumkan sebuah terobosan dalam penemuan gen yang terkait dengan nystagmus
yang memegang janji besar untuk
perawatan masa depan. Banyak pasien tidak memiliki mata apapun, otak atau
masalah kesehatan lainnya dan dalam kasus-kasus kondisi ini dikenal sebagai nystagmus idiopatik bawaan
(yang berarti bahwa nystagmus dimulai awal dan penyebabnya tidak diketahui).
Nystagmus yang terkait dengan albinisme
memiliki karakteristik yang mirip dengan nystagmus idiopatik tetapi biasanya
tidak hadir sampai setelah usia 2 bulan. Nystagmus juga dapat ditemukan pada anak-anak dengan
sindrom Downs.
2. Acquired nystagmus: Nystagmus dapat diperoleh di
kemudian hari karena disfungsi saraf seperti cedera kepala, multiple sclerosis
atau tumor otak. Nystagmus juga
bisa disebabkan oleh lesi di otak kecil, daerah batang otak tempat saraf
kranial vestibular timbul atau lebih di sepanjang jalur vestibular Nystagmus bisa warisan ataupun akibat
dari masalah sensorik atau neurologis. Nystagmus sering terjadi dengan kondisi
mata seperti katarak kecil, albinisme, atrofi saraf optik, coloboma, dll. Dalam
beberapa kasus nystagmus terjadi untuk
alasan yang tak dikenal (idiopatik). Hal ini juga dapat berkembang di kemudian
hari kadang-kadang sebagai akibat dari kecelakaan atau penyakit (misalnya multiple sclerosis atau
stroke), terutama yang mempengaruhi sistem motor, ketika itu dikenal sebagai
nistagmus acquired. Gerakan mata yang abnormal menunjukkan adanya kelainan
fungsi di telinga bagian dalam atau saraf yang menghubungkannya dengan otak.
2.3.
Patofisiologi
Nistagmus merupakan indikator yang bermanfaat
dari malfungsi vestibular pada pasien dengan vertigo. Berikut diuraikan tinjauan beberapa fungsi fisiologis nistagmus untuk memperjelasinterpretasinya, yaitu:
1.
Nistagmus akibat refleks kanalis
semisirkularis-okuler. Inhibisi kanal
menimbulkan gerakan mata ke arah bidang kanal dan sebaliknya, eksitasi kanal
menimbulkan gerakan mata menjauhi bidang kanal. Ketidaksamaan input jaras
vestibulo-okuler secara mendadak akan menimbulkan deviasi mata lambat akibat
induksi vestibular yang diselingi oleh gerakan korektif cepat yang
dikontrol oleh korteks serebri ke arah yang berlawanan (nistagmus).
2.
Nistagmus pada gangguan labirin. Tipenya adalah nistagmus unidireksional, terjadi
pada gangguan vestibular perifer unilateralakut (gangguan labirin), yang
umumnya berupa inhibisi satu ataulebih kanalis semisirkularis. Pada keadaan
ini fase lambat bergerak ke
arah Telinga yang terkena, dan fase cepat ke arah berlawanandari telinga yang terganggu. Nistagmus bersifat horizontal ataurotatoar; intensitas meningkat bila mata ber deviasi ke arahkomponen cepat (yaitu ke arah telinga normal). Pasien mengalamisensasi lingkungan berputar pada arah komponen
cepat nistagmus atau badannya sendiri berputar pada arah komponen
lambat.Mereka cenderung salah tunjuk arah,
fase lambat nistagmus (kearah telinga yang terganggu).
3.
Nistagmus sentral. Nistagmus multidireksional (nistagmus yang berubah
arah pada berbagai arah pandangan) lebih seringditemukan pada
intoksikasi obat atau gangguan fosa posterior batang
otak. Nistagmus vertikal (ke atas atau ke bawah) hampir selalu patognomonik dari
kelainan batang otak atau serebelum bagian tengah.
2.4. Manifestasi Klinis
a.
Pusing
b.
Penglihatan
kabur
c.
Kelemahan
wajah
d.
Gangguang
keseimbangan
e.
Gangguan
pendengaran
2.5. Pemeriksaan Diagnostik
Beberapa tes digunakan untuk mendiagnosa atau mengesampingkan
berbagai jenis nystagmus. Seorang individu mungkin diminta untuk melihat ke
berbagai arah pada perintah (perintah gerakan) untuk menguji gerakan mata dan
fiksasi. Individu mungkin akan diminta untuk menahan kepala masih sewaktu menggunakan mata untuk mengikuti
sasaran yang bergerak (mengejar tes sistem). Dalam tes nystagmus atau OKN
optokinetic, individu memegang kepala masih sementara target menonton bergerak
secara bersamaan dalam arah yang
berbeda. OKN pengujian membantu mendiagnosa nystagmus kongenital dan dapat
menunjukkan apakah gerakan okular biasa masih utuh. Tes gerakan lain mata
(electronystagmography atau ENG) diarahkan untuk menemukan keseimbangan mungkin
dan orientasi (sistem vestibular) kelainan atau disfungsi saraf. Manuver
“kepala uji Doll” atau oculocephalic sebagian melibatkan memiliki pasien
menggerakkan kepala dalam satu arah sementara mata memutar dalam arah yang
berlawanan. Tes ini menilai apakah bagian dari batang otak yang terlibat dalam
transmisi gerakan mata masih berfungsi. Pengujian kalori yang digunakan pada
sistem vestibular dan mengevaluasi bagaimana mata bereaksi ketika air hangat
atau air es dituangkan ke satu telinga sekaligus. Neuroimaging pengujian
dilakukan (MRI atau CT) untuk menentukan
apakah nystagmus yang diperoleh mungkin melibatkan saraf utama (saraf kranial
kedelapan) atau batang otak yang mempengaruhi jalur keseimbangan. Jika keracunan obat
diduga, tingkat darah obat dan pengujian untuk penggunaan narkoba ilegal dapat
diindikasikan.
2.4
Komplikasi
Ketidakmampuan untuk menahan
tatapan stabil hampir selalu menyebabkan beberapa kehilangan ketajaman visual.
Persepsi bahwa benda-benda diam bergerak (oscillopsia) dan hilangnya persepsi
kedalaman dapat menyebabkan individu dengan nystagmus kehilangan keseimbangan
atau tampak canggung. Nystagmus yang datang tiba-tiba seperti dengan infeksi
virus telinga bagian dalam (labyrinthitis virus) sering dikaitkan dengan mual
dan muntah.
2.5 Penatalaksanaan
Nystagmus
bawaan secara tradisional dipandang sebagai non-diobati, namun obat-obatan
telah ditemukan dalam beberapa tahun terakhir yang menunjukkan janji pada
beberapa pasien. Pada tahun 1980, para peneliti menemukan bahwa obat yang
disebut baclofen efektif bisa berhenti periodik bolak nystagmus. Selanjutnya
gabapentin, antikonvulsan, ditemukan menyebabkan peningkatan sekitar setengah pasien
yang menerima itu untuk meredakan gejala nistagmus. Obat lain ditemukan efektif
terhadap nystagmus pada beberapa pasien termasuk memantine, levetiracetam, diaminopyridine,
aminopyridine, dan acetazolamide. Beberapa pendekatan terapi, seperti lensa
kontak, obat, operasi. , dan rehabilitasi low vision juga telah diusulkan.
Nystagmus
disebabkan oleh toksisitas obat dapat mengatasi ketika dosis obat dikurangi
atau obat dihentikan. Perawatan termasuk lensa korektif, prisma atau operasi
dapat membantu meningkatkan ketajaman visual, meningkatkan penampilan individu,
dan atau mengurangi nystagmus.
Karena lensa kontak bergerak dengan mata, mereka memungkinkan
mata untuk fokus melalui pusat optik lensa setiap saat dan karena itu lebih
efektif daripada kacamata untuk mengoreksi penglihatan jika titik nol ada.
Sensasi yang menyertai gerakan kecil dari lensa kontak pada mata telah
ditunjukkan dalam beberapa studi untuk membantu mengurangi nystagmus.
Prisma dapat digunakan ketika seseorang memiliki masalah
dengan pekerjaan atau mengemudi. Dalam kasus ini, prisma menghilangkan AHP dan
meningkatkan ketajaman visual. Para prisma umumnya ditempatkan dengan puncak
menuju titik nol dari setiap mata, sehingga mata bergerak ke posisi primer.
Penggunaan prisma terbatas pada individu dengan visi yang
efektif di kedua mata (visi berkenaan dgn teropong). Kekurangan prisma termasuk
berat badan meningkat kacamata prisma dan penampilan canggung.
Pembedahan dapat memperbaiki AHP dengan mengarahkan mata ke
arah pergeseran kepala. Ini menggeser titik nol ke posisi lurus ke depan.
Operasi melibatkan memanjang dan melemahkan empat otot horisontal sekitar mata.
Prosedur pembedahan lain memperpendek otot horisontal luar (recti lateral) mata
dalam rangka mendorong konvergensi, yang menghambat nystagmus tersebut.
Prosedur ini hanya dapat dilakukan pada individu dengan visi berkenaan dgn teropong. Komplikasi
dari operasi termasuk over AHP, visi ganda, dan kesulitan menggerakkan mata ke
arah tertentu.
Sebuah terapi baru melibatkan suntikan zat beracun (toksin
botulinum) ke dalam otot-otot tertentu yang bertanggung jawab untuk memutar
mata untuk meminimalkan gerakan abnormal terkait dengan nystagmus. Hasil jangka
pendek, dan komplikasi yang terkait dengan perawatan ini termasuk efek buruk
pada gerakan mata lain dan kemungkinan perkembangan penglihatan ganda (diplopia)
atau kelopak mata terkulai (ptosis).
Tes pendengaran
seringkali bisa menentukan adanya kelainan telinga yang mempengaruhi
keseimbangan dan pendengaran. Selain itu kita bisa secara pribadi mengadakan
terapi rehabilitasi vestibular merupakan terapi fisik untuk menyembuhkan
vertigo, Tujuan terapi ini adalah untuk mengurangi pusing, meningkatkan
keseimbangan dan mencegah seorang jatuh dengan mengembalikan fungsi sistem
vestibular. Pasien melakukan latihan agar otak dapat menyesuaikan dan
menggantikan penyebab vertigo. Keberhasilan terapi ini tergantung pada beberapa
faktor pasien yang meliputi usia, fungsi kognitif (memori, kemampuan
mengikuti petunjuk, kemampuan koordinasi dan gerak, dan kesehatan pasien secara
keseluruhan (termasuk sistem saraf pusat) serta kekuatan fisik. Pasien yang
datang ke dokter akan menjalani beberapa latihan yang akan melatih keseimbangan
dalam tingkat yang lebih tinggi, meliputi gerakan kepala, gerakan mata dan
berjalan. Kita bisa melakukannya dengan bantuan orang lain tapi harus hati -
hati dan tidak boleh gegabah.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Pembahasan kasus
Pengkajian
a. Identitas
Nama: Ny. A
Umur: 36 tahun
Jenis kelamin: perempuan
Status: menikah
Alamat: Cemara, Surabaya
b. Riwayat
penyakit
Keluhan utama :
Riwayat kesehatan sekarang :
Riwayat penyakit dahulu :
Riwayat kesehatan keluarga :
c. Pengkajian
fungsional
d. Pemeriksaan
fisik
Pemeriksaan fisik Pemeriksaan mata : mata bergerak atau dalam posisi
netral
1. Mencari
adanya strabismus, jika ada keluhan diplopia perlu diperiksadengan kaca Maddox.
2. Mencari
adanya nistagmu
a. Jika mata
dalam keadaan netral dan terjadi nistagmus disebut nistagmus spontan.
b. Pada saat
mata melirik ke kiri, kanan, atas dan bawah, bila adanistagmus disebut
nistagmus tatapan.
c.
Nistagmus disebabkan karena kelainan SSP, dengan ciri :
·
Nistagmus pendular :
nistagmus yang tidak mempunyai fase cepat atau lambat.
·
Nistagmus
vertical yang murni : nistagmus denagan arah gerakan keatas dan bawah.
·
Nistagmus
rotatori yang murni : gerakannya berputar
·
Gerakan nistagmoid :
gerakan bola mata yang bukan nistagmus sebenarnya tetapi mirip dengan
nistagmus.
·
Niatagmus
tatapan yang murni : niatagmus yang berubah arahnya bila arah lirikan mata
berubah.
3.
Pemeriksaan dengan
rangsangan perubahan posisi kepala dan tubuh :
·
Test baring terlentang, baring miring ke kiri, ke
kanan dan test baring terlentang dengan kepala menggantung.
Tiap test
dilakukan selama 1 menit, dengan kecepatan gerakanperubahan posisi 90º dalam 5
detik sehingga pengaruh daya gravitas ditiadakan.
Ada 3 jenis nistagmus yang dapat ditimbulkan oleh test
tersebut dimana nistagmusnya disebut nistagmus posisional :
Tipe I :
Nistagmus berubah arah
(Direction-changing nystagmus), nistagmus yang arahnya selalu
berubah pada setiap perubahan posisikepala.
Tipe II : Nistagmus yang arahnya tetap
(Directional-fixed nystagmus),arah nistagmus tetap saja meskipun ada
perubahan-perubahan posisikepala.?
Tipe III :
Nistagmus tak menentu (Irregular Nystagmus), responnistagmus yang timbul pada
tiap-tiap perubahan posisi kepala berubah-ubah, bergantian tipe I dan II,
meskipun rangsangannya tetap sama.
Jika
kelainan pada SSP ? Tipe I atau tipe III
Jika
kelainan pada system saraf perifer ? Tipe II
4.
Manuver Hallpike : adalah pemeriksaan untuk mencari
adanya vertigo/nistagmus possisional paroksismal, diperlukan rangsangan
perubahan posisi secara cepat.
·
Penderita duduk di meja kemudian secara cepat disuruh
berbaringterlentang dengan kepala menggantung (disangga dengan tanganpemeriksa)
di ujung meja dan kepala cepat-cepat disuruh menengok kekiri (10-20º),
pertahankan selama 10-15 detik, lihat adanya nistagmusatau tidak. Kemudian
kembali lagi ke posisi duduk dan lihat apakah adanistagmus.
·
Ulangi pemeriksaan, tetapi kali ini pasien diminta
menengok ke kanan.Orang normal dengan manuver ini tidak timbul
nistagmus/vertigo.Bedanya nistagmus paroksismal akibat kelainan perifer atau
SSP :
Kelainan perifer Kelainan SSP : onset terlambat (periode laten 2-20 detik)
Tidak ada periode laten,nistagmus langsung timbulMasa timbulnya nistagmus
sebentar Masa timbulnya nistagmus lama Vertigo (+) Vertigo (-) responnya
mudah lelah tidak mudah lelah.
Pemeriksaan keseimbangan : berdiri tegak, berjalan, berjalan di atas jari
kaki, berjalan di atas tumitdan berjalan secara tandem.
Duduk di kursi dan angkat kedua lengan serta kedua kaki
dengan mata tertutup :
§
Bila ada
kelemahan otot terjadi penurunan lengan atau kaki.
§
Bila ada
gangguan propioseptif terjadi kenaikan lengan atau kaki.
Diadokokinesis, test jari hidung, test tumit tibia dan test
salah tunjuk. Penderita disuruh berdiri dengan mata tertutup, lengan ke depan,
bila ada gangguan labirin kiri akan terjadi suatu posisi sebagai berikut :
1. Mata melirik ke arah kiri (perlahan-lahan = fase lambat),
kemudian diikuti dengan gerakan cepat bola mata ke arah kanan. Ini nistagmus ke
kanan.
2. Kepala terputar ke arah kiri
3. Tubuh terpilin ke kiri
4. Deviasi kedua lengan ke kiri, bersama dengan kenaikan lengan
kanan ke atas dan lengan kiri ke bawah.
5. Cenderung untuk jatuh ke kiri
6. Berjalan deviasi ke kiri
Pemeriksaan pendengaran
Miniimal dengan pemeriksaan gerputala untuk membedakan tuli
konduksiatau persepsi.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Blekher,
T. (1998). "Effect of acupuncture on foveation characteristics in
congenital nystagmus". British Journal of Ophthamology. 82:115–120.
Accessed May 6th, 2012
2.
Quiros
PA, Yee RD. Nyastagmus, saccadic intrusions, and oscillations. In: Yanoff M,
Duker JS, Augsburger JJ, eds. Ophthalmology. 3rd ed. Philadelphia, PA: Elsevier
Mosby; 2010
3.
Booker JL
(2001). "End-position nystagmus as an indicator of ethanol
intoxication".
4.
Sarvananthan,
N.; Surendran, M.; Roberts, E. O.; Jain, S.; Thomas, S.; Shah, N.; Proudlock,
F. A.; Thompson, J. R.; McLean, R. J.; Degg, C.; Woodruff, G.; Gottlob, I.
(2009). "The Prevalence of Nystagmus: The Leicestershire Nystagmus
Survey".Investigative Ophthalmology & Visual Scienc
5.
Corbett,
J (2010)."Memantine/Gabapentin for the treatment of congenital
nystagmus".Current neurology and neuroscience reports
6.
Kumar, Anand; Shetty, S; Vijayalakshmi, P;
Hertle, RW (Nov–Dec 2011). "Improvement in visual acuity following surgery
for correction of head posture in infantile nystagmus syndrome". J Pediatr Ophthalmol
Strabismus